JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seiring dengan persebaran virus coroba atau covid-19 yang terus meluas, penelitian mengenai vaksin corona terus dikembangkan.
Menurut World Health Organization (WHO), ada sekitar 70 vaksin virus corona dalam uji coba global dengan tiga calon percobaan manusia.
Dalam proses klinis yang dikembangkan oleh CanSino Biologics yang terdaftar di Hong Kong dan Institut Bioteknologi Beijing, vaksin eksperimental kini berada dalam fase 2.
Menurut dokumen dari WHO, dua vaksin yang diujicoba pada manusia merupakan perawatan yang dikembangkan secara terpisah oleh pembuat obat Amerika Serikat dan Inovio Pharmaceuticials.
Mengutip dari Time, tercatat kemajuan dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam mengembangkan vaksin.
Industri obat berharap dapat menekan waktu untuk mengedarkan vaksin ke pasar.
Lebih lanjut, menurut dokumen WHO, pembuat obat dalam skala besar mau pun kecil telah beralih untuk mencoba mengembangkan vaksin.
Cara ini akan menjadi yang paling efektif untuk menahan virus.
Raksasa farmasi seperti Pfizer Inc dan Sanofi memiliki kandidat vaksin pada tahap praklinis.
Bulan lalu, CanSino mengatakan, mereka menerima persetujuan pemerintah China untuk memulai uji coba vaksin kepada manusia.
Sementara, Inovio memulai percobaan ke manusia minggu lalu.
Tiga Fase yang Harus Dilewati
Biasanya, vaksin dikembangkan di laboratorium sebelum diuji pada hewan.
Mengutip dari Guardian, jika terbukti aman dan menghasilkan respon imun yang menjanjikan pada fase pra-klinis, ia memasuki uji coba manusia atau klinis.
Uji coba ini dibagi menjadi tiga fase, yang masing-masing membutuhkan waktu lebih lama dan melibatkan lebih banyak orang dibanding sebelumnya.
Fase 1
Pada fase 1, menetapkan keamanan vaksin dalam sekelompok kecil orang sehat.
Tujuannya mengesampingkan efek samping yang melemahkan.
Fase 2 dan 3
Menguji kemanjuran dan dalam wabah seperti sekarang, fase 2 dan 3 dapat dilakukan di tempat-temapt di mana penyakit itu lazim dijumpai.
Sejalan dengan fase-fase selanjutnya, kapasitas produksi untuk kandidat vaksin secara bertahap dibangun.
Sehingga dengan ini, pabrik-pabrik mampu memproduksinya dalam skala besar jika, dan ketika badan pengawas menilai bahwa vaksin itu harus dilisensikan.