SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wabah corona virus atau covid-19 ternyata tak hanya berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi semata.
Anjuran untuk Lockdown dan tinggal di rumah diperkirakan akan berdampak pada peningkatan kehamilan pada pasangan usia subur.
Bahkan, kondisi pembatasan aktivitas masyarakat yang berlangsung sudah hampir satu bulan terakhir diperkirakan akan meningkatkan angka kehamilan atau jumlah ibu hamil di kisaran 10%.
Hal itu diungkapkan Ketua Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPKB) Sragen Suwanto. Kepada wartawan, ia menyampaikan kondisi saat ini memang benar-benar menjadi dilema bagi kegiatan penyuluhan Keluarga Berencana (KB).
Di satu sisi, penyuluhan pada pasangan usia subur dan layanan terhadap akseptor tidak bisa berjalan optimal karena kebijakan sosial distancing dan menghindari kerumunan.
Di sisi lain, anjuran pemerintah agar masyarakat lebih banyak berdiam diri di rumah diperkirakan juga akan membuat aktivitas reproduksi masyarakat utamanya pasangan usia subur juga akan meningkat.
“Kalau di persentase kemungkinan ada kenaikan kehamilan di angka 10%,” paparnya Senin (27/4/2020).
Ia menguraikan prediksi kenaikan kehamilan itu juga dikarenakan realita bahwa layanan pemasangan alat KB di tengah pandemi corona saat ini, juga terkendala.
Petugas kini tak bisa leluasa melayani pemasangan alat KB kepada akseptor karena terkendala social distancing. Sementara pelayanan di kantor pun juga tak bisa maksimal karena kebijakan work from home.
Dia menyampaikan analisa dalam 9-10 bulan kedepan tingkat kelahiran bisa cukup tinggi. Prediksi peningkatan angka kehamilan itu berbanding terbalik dengan kepesertaan KB yang saat ini mengalami penurunan.
Selain kebijakan work from home, pelayanan akseptor di Puskesmas dan Klinik saat ini juga dibatasi.
“Sebenarnya yang berminat untuk KB masih banyak. Hanya saja layanan yang dibatasi. Pembatasan pelayanan dalam sehari maksimal 5-10 pelayanan. Penurunan bisa mencapai 45 persen,” terang Suwanto.
Ia menyampaikan biasanya Penyuluh KB menggelar safari KB setiap tahun. Lewat kegiatan itu, biasanya bisa menjaring 800 peserta KB baru.
Akan tetapi, kondisi pandemi covid-19 saat ini membuat kegiatan safari KB pun tak bisa terlaksana sehingga pencapaian akseptor baru menurun drastis.
”Dengan dampak covid-19 ini kita paling hanya bisa memberi pembinaan pada warga. Baik yang ingin pasang KB maupun yang ingin menikah, kita berikan pemahaman tentang 8 fungsi keluarga,” tandasnya.
Sementara, terkait kondisi pandemi covid-19 saat ini di PKB Sragen juga berempati dengan menggelar kegiatan bakti sosial memberikan bantuan sembako dan masker kepada masyarakat.
Bantuan yang digalang dari iuran 52 anggota penyuluh KB se-Sragen itu sudah didistribusikan di kecamatan Sukodono dan Mondokan dua hari lalu. Wardoyo