SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemkab Sragen memulai pembagian paket sembako kepada warga miskin dan terdampak wabah corona atau covid-19.
Di Kecamatan Kedawung, sebanyak 3.110 warga dari 10 desa berkesempatan mendapat paket sembako tersebut. Pembagian dipusatkan di kantor kecamatan dengan dihadiri langsung oleh Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.
Bupati mengatakan ada 3.110 sembako dari Pemkab dan 185 dari aspirasi DPRD yang dibagi di Kedawung pagi ini. Penerimanya adalah warga miskin yang masuk dalam DPKS atau yang dulu dikenal dengan basis data terpadu kemiskinan.
Mereka adalah yang tidak mendapatkan BPNT (bantuan pangan non tunai) dan tidak mendapatkan PKH (program keluarga harapan).
“Isinya 10 kg beras, kemudian proteinnya adalah sarden dan ada minyak goreng, untuk menambah lemak vitamin adalah susu. Marena ini harus mengajarkan masyarakat untuk perilaku hidup bersih dan sehat, saya kasihkan sabun antiseptik,” paparnya di sela pembagian Sabtu (25/4/2020).
Yuni menyebut total ada 69.000 warga miskin di 20 kecamatan yang menerima paket sembako tersebut. Sebelum Kedawung, tadi pagi juga dilakukan pembagian serupa di Kecamatan Gondang.
Selain sembako, di Kedawung bupati juga menyerahkan bantuan masker dari APBD sebanyak 62.955 sesuai jumlah warga.
Masker itu diberikan adalah sesuai dengan warga yang ternyata punya NIK yang ada di Dispendukcapil dan untuk anak-anak anak-anak di atas 5 tahun.
“Yang di bawah 5 tahun tidak dapat masker. Himbauannya pada masyarakat warga Sragen kalau keluar rumah harus pakai masker. Kalau tidak, berarti tidak bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan. Kita saling melindungi,” tukasnya.
Camat Kedawung, Nugroho Dwi Wibowo mengatakan pembagian sembako berlangsung lancar karena dibuat secara jadwal per jam per desa. Untuk desa dengan penerima banyak sengaja ditempatkan pada jadwal jam pagi agar tidak terjadi penumpukan di siang hari.
“Alhamdulillah lancar. Masker juga sudah terbagikan lewat Pak Kades,” tandasnya.
Ia menambahkan untuk Kecamatan Kedawung sejauh ini sudah ada satu PDP corona yang meninggal dunia dan satu balita PP dari Jakarta yang juga meninggal.
“Untuk yang PDP, hasil swab sudah keluar dan negatif covid-19. Tapi karena saat meninggal belum keluar swabnya, proses pemakaman tetap dilakukan dengan protokol covid-19. Petugas pakai APD lengkap. Pun dengan balita PP yang meninggal juga sama,” tukas Bowo. Wardoyo