Beranda Umum Internasional Hong Kong Akan Kembali Lockdown Karena Khawatir Corona Gelombang Baru

Hong Kong Akan Kembali Lockdown Karena Khawatir Corona Gelombang Baru

Pekerja tengah memproduksi masker di Mask Factory, di Hong Kong, Cina, 19 Februari 2020. Wabah Virus Corona di sejumlah negara membuat produski masker meningkat drastis / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM
Meski sempat mereda, namun Hong Kong berniat menjalankan lagi lockdown mereka. Rencana itu didasari oleh kekhawatiran adanya kemungkinan gelombang baru virus corona (covid-19).

Menurut penasihat pemerintah setempat, Bernard Chan, potensi gelombang baru tersebut nyata karena Cina, belum lama ini, telah mengangkat lockdown di Hubei.

Dengan kata lain, akan makin banyak warga Cina yang berkunjung ke Hong Kong. Mengingat kasus virus Corona bisa bersifat asymptomatic, Chan khawatir virus Corona masuk tanpa terdeteksi.

“Kami masih memiliki ruang untuk melakukan pencegahan,” ujar Bernard Chan sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Minggu (5/4/ 2020).

Chan melanjutkan, lockdown juga bisa diperluas dengan berbagai cara. Misalnya, dengan melarang semua rumah makan untuk melayani pelanggan di tempat.

Dengan kata lain, semua pesanan harus dibungkus dan dibawa pulang, tidak boleh dimakan di lokasi rumah makan.

Langkah lain, dengan memperbanyak jenis-jenis usaha non esensial yang tidak diperbolehkan beroperasi. Dengan begitu, mayoritas penduduk akan terpaksa tinggal dan bekerja dari rumah.

“Perluasan lockdown memang akan memberikan dampak ekonomi yang lebih besar. Selain itu, juga bisa menimbulkan kepanikan. Tetapi, kami harus berani menerimanya jika alternatifnya adalah hal yang lebih buruk,” ujar Chan.

Lockdown sebelumnya berjalan tiga pekan. Dalam penerapannya, perbatasan negara ditutup, terutama yang berhubungan dengan Cina.

Beberapa bisnis non-esensial dilarang beroperasi agar warga bekerja dari rumah. Selain itu, turis internasional juga dilarang masuk.

Kekhawatiran pemerintah Hong Kong dipahami oleh peneliti dari University of Hong Kong, Yuen Kwong-yung.

Kwong-yung berkata, gelombang baru wabah virus Corona bisa terjadi seiring dengan kembali beraktivitasnya Cina.

Jika Cina membiarkan seluruh bisnisnya kembali beroperasi, maka Hong Kong berpotensi terdampak virus Corona.

“Gelombang pertama bersifat lokal, gelombang kedua dari mereka yang mengunjungi luar negeri. Gelombang ketiga mungkin dari Cina. Gelombang ini bisa terus berlanjut hingga sampai ditemukannya vaksin atau terbentuk herd immunity dengan persentase 80 persen,” ujar Kwong-yung. Kwong Yung menyarankan lockdown baru diringankan apabila situasi sudah lebih terkendali.

Hingga berita ini ditulis, Hongkong tercatat berhadapan dengan 845 kasus virus Corona (COVID-19). Korban meninggal di sana ada 4 orang. Sementara itu, di Cina, ada 82.647 kasus dan 3.333 korban meninggal.

Sejauh ini, Hong Kong hanya berurusan dengan kasus-kasus virus Corona yang bersifat impor. Jelasnya, kasus-kasus Corona dari mereka yang baru saja mengunjungi luar negeri. 

www.tempo.co