SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sejumlah orang dalam pemantauan (ODP) corona di Sragen dikabarkan menolak bantuan jatah hidup (Jadup) dari Pemkab.
Hal itu diungkapkan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat menggelar konferensi pers terkait situasi covid-19 di Sragen, Kamis (2/4/2020) siang. Bupati menggelar konpers didampingi Sekda Tatag Prabawanto dan Kepala DKK Hargiyanto.
“Tadi kami cek di lapangan untuk memastikan bantuan jadup yang sudah kami berikan. Ada yang mengucapkan terimakasih tapi ada juga yang menolak,” papar Bupati kepada wartawan.
Bupati kemudian menjelaskan ODP yang menolak itu beralasan merasa sudah mampu dan tidak layak menerima.
ODP tersebut justru meminta agar jadup jatahnya diberikan ke yang lain dan lebih membutuhkan.
“Dia bilang saya sudah mampu tidak perlu. Dia bilang agar diberikan ke lain yang lebih emmbtuhkan. Kami sangat apresiasi,” kata Yuni.
Ia kemudian menjelaskan Pemkab memang memberikan jadup bagi para ODP yang harus menjalani karantina mandiri.
Jadup itu berupa beras, telur, minyak goreng, gula dan mi instan senilai sekitar Rp 150.000. Jadup itu diberikan untuk kebutuhan mereka selama 14 hari karena harus menanggalkan semua aktivitas dan isolasi di rumah.
Mereka juga diberikan termometer digital agar bisa mengecek suhu tubuhnya setiap saat. Dana untuk jadup diambilkan dari dana Matra yang disisihkan oleh PNS di UPTPK.
“Kemarin kami juga diberikan 45 rapid test kit dari pengusaha di Doyong, Miri. Lalu dari Perpadi mbangtu beras. Mudah-mudahan dengan sinergi bersama ini, corona segera pergi dari Indonesia,” tandasnya. Wardoyo