![penghuni-shelter-asrama-haji-yogyakarta](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2020/04/penghuni-shelter-asrama-haji-yogyakarta.jpg?resize=640%2C359&ssl=1)
SLEMAN, JOGOSEMARNEWS.COM – Hingga Sabtu (11/4/2020) sore penghuni Asrama Haji Yogyakarta bertambah menjadi 12 orang. Tetapi pada, Minggu (12/4/2020) berkurang satu orang, karena telah kembali ke rumah untuk melakukan karantina mandiri.
Adapun rata-rata penghuni di Asrama Haji adalah orang dalam pengawasan (ODP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG) serta Pelaku Perjalanan Area Terdampak (PPAT) yang ditolak warga.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan, menjelaskan dua penghuni yang datang paling akhir pada hari Sabtu kemarin adalah kru kapal pesiar dari Amerika yang juga ditolak warga.
Kemudian pada Minggu (12/4/2020) pagi, setelah senam pagi, seorang warga penghuni Asrama Haji dijemput oleh gugus tugas dusun Jaban, Desa Tridadi, Sleman.
Ia dapat kembali ke rumahnya, untuk melakukan isolasi mandiri.
“Warga yang awalnya menolak, setelah diedukasi cara melakukan isolasi mandiri, berkenan menerima kembali di keluarga dan masyarakat,” jelas Makwan.
Warga tersebut berinisial SW (45) pemudik dari Bima yang kini telah diterima masyarakat.
Makwan pun berharap peristiwa ini dapat menjadi contoh, sehingga mereka yang ditolak dapat kembali ke rumahnya untuk isolasi mandiri.
“Yang lain bisa mencontoh, kami siap edukasi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Sleman, Shavitri Nurmala, mengungkapkan bahwa Wisma Sembada yang sebelumnya disiapkan sebagai shelter untuk pemudik diganti ke balai Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Tirtomartani, Kalasan.
Sembari menyiapkan gedung PMD Kemendagri, untuk sementara pemudik ditempatkan di shelter Asrama Haji.
“Wisma Sembada dikosongkan karena kalau Merapi erupsi harus angkut ke bawah juga,” ujarnya.
Dengan adanya seorang penghuni yang telah diterima warga, ia pun berharap, masyarakat semakin teredukasi sehingga ODP ringan maupun OTG dapat melakukan isolasi mandiri di rumah masing masing.
“Jadi kuncinya adalah komunikasi yang efektif dan memahami antara semua pihak,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Kesehatan Joko Hastaryo menjelaskan bahwa shelter Asrama Haji telah ditugaskan petugas medis yang akan memeriksa kesehatan penghuni di sana.
“Di shelter dilakukan cek kesehatan rutin, pemberian obat sesuai indikasi. Pengecekan kesehatan rutin setiap hari untuk vital sign seperti cek darah, nadi, respirasi, suhu dan anamnesa sesuai format rekam medis,” jelasnya.