![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2020/05/IMG-20200511-WA0028.jpg?resize=500%2C333&ssl=1)
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wabah corona virus yang melanda membuat Pemkab akan menerapkan Pasar Bunder Sragen menjadi pilot project physical distancing.
Sebanyak 365 pedagang oprokan yang beroperasi malam hingga pagi dilakukan pengaturan jarak antar pedagang dengan dibuatkan kotak-kotak.
Upaya ini ditempuh Pemkab Sragen untuk mencegah potensi persebaran virus corona di lingkungan pasar.
“Penerapan physical distancing di Pasar Bunder ini diharapkan efektif dalam menjaga jarak antar pedagang dan antar pembeli,” kata Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati kemarin.
Penerapan physical distancing guna mencegah virus corona secara resmi sudah dilakukan pada Sabtu (9/5/2020) mulai pukul 22.00 – 06.00 WIB pagi.
Menurut Bupati, Pasar Bunder tidak ditutup oleh Pemkab selama status KLB covid-19 di Sragen.
Hanya saja, lapak pedagang tidak boleh keluar dari garis putih atau paving block yang ditentukan oleh Dinas Perdagangan Sragen.
Di mana setiap lapak pedagang oprokan berukuran 1,5 meter x 2 meter.
“Perenggangan posisi lapak menjadi pengalaman baru bagi pedagang di Pasar Bunder. Alhamdulillah, mereka setuju dan menerima hal tersebut demi kebaikan bersama,” terang Bupati.
Sejumlah 365 pedagang sore dan pedagang malam di kompleks Pasar Bunder Sragen mulai berjualan dengan menerapkan physical distancing.
Lurah pasar Bunder, Sugino mengatakan selain menerapkan physical distancing, pedagang dan pembeli juga diwajibkan mengenakan masker selama berada di kompleks Pasar Bunder. Pihaknya tidak segan menegur pedagang atau pembeli yang kedapatan tidak memakai masker.
“Kami tidak bosan mengingatkan kepada pedagang dan pembeli. Kalau ada pembeli yang tidak memakai masker, saya minta pedagang mengingatkan. Kalau perlu jangan dilayani pembeli itu,” katanya. Wardoyo