WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Kalangan orang tua atau wali calon murid di Wonogiri mengaku kecewa pada proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA.
Menurut dia, ada indikasi ketidakberesan
dimana ada tentara sejumlah peserta sengaja menggunakan surat keterangan domisili (SKD) diduga akal-akalan. Tujuannya bisa diterima di sekolah favorit.
Salah satu orang tua calon murid, Iwan Wahyu Anggoro membeberkan ketidakberesan itu. Salah satu anaknya ikut PPDB masuk ke SMA Negeri 1 Wonogiri. Dia memiliki KK dengan alamat Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri. Sesuai zonasi SMA N 1 Wonogiri sebenarnya masih masuk lingkup, tapi lumayan jauh.
“Karena pertimbangan tersebut, saya memilih untuk memakai surat keterangan domisili (SKD). Karena saya sudah berdomisili di Kelurahan Kaliancar Kecamatan Selogiri sejak 2017 silam. Sudah lebih dari setahun,” ujar dia, Snein (22/6/2020).
Menurut dia, dengan jalur SKD adalah hal yang wajar. Paslanya selama ini anaknya bersekolah di SMPN 1 Wonogiri dan dirinya berdomisili di Kaliancar.
Namun demikian sepertinya posisi anak tercintanya tergeser karena ada sejumlah SKD dari pendaftar lain yang menurut dia mencurigakan.
Hal itu diketahui setelah dirinya memantau di web PPDB. Pada web PPDB itu muncul sejumlah nama calon murid yang SKDnya mencurigakan dan patut diduga akal-akalan. Dimana, asal sekolah dari calon murid tersebut terhitung jauh dari zonasi SMA tersebut.
“Tidak masuk akal kalau SMP-nya di Purwantoro atau Baturetno tapi yang domisilinya di Kecamatan Wonogiri selama satu tahun terakhir. Kalau memang domisilinya di Giripurwo kok tidak pakai Kartu Keluarga daftarnya, tapi malah pakai SKD. Okelah, kalau ikut orang tuanya pindah tugas kenapa tidak pakai jalur perpindahan orang tua?,” tandas dia.
Dikatakan, praktek-praktek tersebut dinilai dapat mempersempit potensi anak-anak yang sebenarnya bisa masuk zonasi di sekolah pilihan. Iwan juga mengaku kecewa dan menyayangkan hal itu. Dia berharap ada perhatian dan tindakan dari pemangku kebijakan. Aria