SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – PT Petrokimia Gresik resmi mengenalkan produk barunya berupa pupuk organik cair dengan nama Phonska Oca kepada petani di Sragen, Rabu (5/8/2020).
Dengan berbagai keunggulan, pupuk cair itu diklaim mampu meningkatkan produktivitas tanaman padi dan hortikultura hingga 12 persen.
Hal itu diungkapkan Direktur Pemasaran PT Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih saat hadir di acara serasehan dengan petani di Lapangan Desa Pilang, Masaran, Sragen, pagi ini.
Di hadapan puluhan petani dan Poktan, ia mengaku kagum dengan Sragen yang memiliki lahan pertanian subur dan menjadi salah satu lumbung pangan nasional.
Atas kondisi itu, pihaknya memilih Sragen menjadi salah satu wilayah mitra untuk demplot produk-produk Petrokimia.
“Sepanjang jalan dan mata memandang Sragen itu ijo royo dan seger. Makanya sebagai komitmen Petrokimia Gresik mendukung Sragen sebagai salah satu lumbung padi nasional, kita sudah lama bekerjasama,” paparnya.
Ia menguraikan di tengah pandemi, pertanian adalah sektor yang masih bisa bertahan dan bisa diandalkan. Karenanya Petrokimia Gresik sebagai salah satu holding PI juga terus berkomitmen membantu dengan produk untuk pertanian guna menjaga ketahanan pangan.
Salah satunya, ia mengenalkan pupuk cair organik berlabel Phonska Oca. Menurutnya produk itu tidak hanya pupuk organik saja tapi juga diperkaya dengan unsur lain yang mampu memacu produktivitas tanaman.
“Keunggulannya, mudah diaplikasikan karena langsung masuk daun. Lalu dilengkapi dengan mikro tambahan. Jadi ini komplemen dari pupuk organik. Ada sekitar 400 titik demplot di Jawa. Bisa untuk tanaman padi dan hortikultura seperti cabe. Hasilnya ada peningkatan produksi sekitar 12 persen,” urainya.
Kepala Dinas Pertanian Sragen, Ekarini MTL mengatakan target tanaman di Sragen musim tanam ini mencapai 23.000 hektare. Menurutnya dinas sudah melakukan berbagai upaya untuk mengawal petani utamanya dalam hal menekan serangan hama.
Ia menyebut saat ini hama yang menyerang adalah tikus dan wereng. Namun ia mengklaim serangan masih bisa dikendalikan dan tidak berpengaruh pada produktivitas maupun target produksi.
“Kegiatan gropyokan dan operasi pengendalian (Opsdal) wereng sudah kita lakukan. Kita koordinasi dengan Lab Palur juga untuk penanganan hama,” terangnya.
Salah satu petani, Jaswadi asal Masaran mengakui saat ini hama yang menyerang tanaman padi di wilayahnya adalah wereng. Wereng itu mulai menyerang dalam dua pekan setelah tanam ini.
“Saya tadi juga beli insektisida untuk wereng. Mudah-mudahan dan saya yakin bisa menekan serangan wereng,” paparnya.
Dalam acara tersebut, sempat dilakukan penyemprotan tanaman padi di areal demplot di Desa Pilang Masaran. Wardoyo