SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Objek wisata air terjun Kedung Gandul terbilang masih baru karena berdiri pada tahun 2019. Lokasi wisata ini terletak di Desa Kuwung Sari, Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Wisata yang belum diketahui banyak orang ini, sebenarnya menyimpan keindahan alam. Uniknya, wisata alam yang masih asli ini terletak di tengah Kota Semarang.
Gemericik suara air terjun dan kecipak air bening yang menyapu bebatuan kali, menguarkan nuansa keheningan. Biru langit memancar dari jernihnya air yang berhulu di air terjun.
Nur, pengelola objek wisata Kedung Gandul kepada Joglosemarnews menjelaskan, sebenarnya ada potensi lain di kompleks itu yang menarik, yakni gua.
“Gua ini belum bisa diperkirakan kedalamannya karena belum ada penelusuran lebih lanjut,” ujarnya kepada Joglosemarnews.
Jika gua tersebut ditelusuri lebih jauh, Nur yakin lokasi tersebut akan menambah daya tarik objek wisata Kedung Gandul.
“Siapa tahu malah ada nilai sejarahnya? Kalau benar, akan lebih menarik lagi, karena akan memberikan kekuatan dari sisi historisnya,” ujarnya.
Sayangnya, ujar Nur, objek wisata tersebut belum mendapat perhatian lebih lanjut dari pemerintah setempat atau dari masyarakat sekitar.
Padahal, ujar Nur, kalau ada dukungan tenaga ahli maupun finansial, tempat ini bisa menjadi desti asi wisata baru yang cantik di Kota Semarang. Menurutnya, butuh beberapa perbaikan untuk menyulap Kedung Gandul menjadi objek wisata trendi yang menarik minat pengunjung.
“Awalnya ada perhatian dari pemerintah, tetapi bantuan yang dijanjikan belum turun sampai sekarang. Dan yang aktif mengurus tempat ini hanya dua orang saja,” ujar Nur kepada Joglosemarnews.
Kedung Gandul pada awalnya hanya merupakan inisiatif dari seorang warga setempat, Wandi. Kala itu, hatinya tergerak untuk menata lokasi tersebut karena banyak anak-anak yang bermain di air terjun.
Ia bersama warga yang lain pun mendirikan organisasi, khusus untuk mengelola tempat wisata tersebut. Namun seiring jalannya waktu, satu per satu anggota organisasi tersebut mulai berguguran, dan hanya tinggal dua orang saja, Nur dan Wandi.
Kedua orang inilah yang sampai sekarang masih aktif mengurus objek wisata air terjun Kedung Gandul.
Mereka hanya berkerja seadanya saja dengan cangkul dan perlengkapan lain. Seperti membuat jalan setapak, menanam bunga, membuat kolam ikan, dan lain-lain.
Tentu saja pekerjaan mereka tak dapat sipatok target lantaran kurangnya tenaga pekerja. Semua pekerjaan hanya mereka kerjakan berdua.
Nur berharap adanya kesadaran dari masyarakat untuk kembali aktif mewujudkan wisata Kedung Gandul yang diimpikan.
“Sebenarnya saya punya angan-angan untuk membuat warung kopi di sini, membangun fasilitas seperti mushola dan toilet untuk menunjang kebutuhan pengunjung,” ujar Nur membeberkan impiannya kepada Joglosemarnews.
Harapan Nur dan Wandi sangat besar untuk bisa menghidupkan wisata air terjun Kedung Gandul. Ibarat sebuah lentera, harapan itu tak pernah padam di hati mereka.
Berbekal sebuah tekad, Nur dan Wandi tidak pernah menyerah. Setiap hari mereka melakukan pembenahan secara perlahan, tak ubahnya kesetiaan seekor burung yang dari hati ke hari membangun sarangnya dengan tekun.
Di tengah usahanya tersebut, masih terselip setitik harapan agar ke depannya objek wisata itu bisa menjadi ladang ekonomi dan wisata kebanggaan masyarakat Desa Kuwung Sari, Gedangan. lupita – wandani