Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Ubah Wajah Sragen, Pasar Kota Diwacanakan Dipindah ke Utara Menyatu dengan Pasar Nglangon dan Tingkir. Lokasi Lama Jadi Ruang Terbuka Hijau, Setuju?

Kondisi Pasar Kota Sragen saat ini. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sragen mewacanakan Pasar Kota Sragen bakal dibongkar dan dijadikan satu dengan Pasar Nglangon dan Joko Tingkir.

Pasar Sragen Kota yang saat ini masih berdiri, nantinya akan dipindah ke kompleks baru di selatan Pasar Nglangon yang sempat akan dijadikan untuk melebur Pasar Nglangon dan Joko Tingkir.

Wacana itu digulirkan menyusul kepastian dana bantuan dari pusat untuk pembangunan Pasar Kota Sragen yang akan digelontorkan tahun 2021 dan 2022.

Kepala Disperindag Sragen, Tedi Rosanto mengatakan anggaran untuk Pasar Kota Sragen itu tertuang dalam Perpres No 27/2009 tentang Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Jateng.

Di mana Kabupaten Sragen mendapat anggaran untuk Pasar Kota sebesar Rp 200 miliar yang akan dikucurkan selama dua tahun yakni Rp 100 miliar tahun 2021 dan Rp 100 miliar tahun 2022.

“Sragen memang akan dapat bantuan Rp 200 miliar untuk pembangunan Pasar Kota Sragen. Atas seizin Pak Sekda dan Bu Bupati, kami sudah matur bagaimana kalau Pasar Kota itu nanti dibongkar dan dipindah ke utara. Nanti dibangun di lokasi baru kita jadikan satu dengan Pasar Nglangon dan Jaka Tingkir,” paparnya kepada Joglosemarnews.con kemarin.

Tedi menguraikan wacana pemindahan Pasar Kota ke utara itu digagas dengan berbagai pertimbangan. Pertama, pembongkaran Pasar Kota akan mengubah wajah kota Sragen karena areal bekas pasar itu nantinya bisa dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau.

Kedua, pemindahan ke utara juga untuk mendongkrak perekonomian dan usaha di wilayah utara. Selain itu, pemindahan Pasar Kota ke utara itu meminimalisir potensi kemacetan arus lalu lintas di pusat kota.

“Kalau Pasar Kota yang ada itu kita paksakan dibangun dua lantai, pedagang dan pengunjung makin banyak maka lalu lintas di depannya juga makin ruwet. Tapi kalau dipindah ke utara, setidaknya akan bisa merubah wajah kota. Ya biar ada perubahan, masa dari kecil sampai sekarang ya kota Sragen cuma gitu-gitu aja,” terangnya.

Tedi menjelaskan wacana pemindahan pasar kota untuk dibangun menyatu di kawasan Nglangon itu juga untuk merealisasi rencana pembangunan Pasar Tingkir dan Nglangon yang dipastikan gagal terlaksana tahun ini.

Sebab anggaran Rp 40 miliar yang sudah disiapkan untuk pembangunan dua pasar itu di 2021, terpaksa dicoret karena digunakan untuk refocusing penanganan covid-19.

“Apalagi nanti Rp 200 miliar dari pusat itu kita nerimanya barang jadi. Proyek yang mengerjakan semuanya pusat. Makanya mumpung ada kesempatan, kita maksimalkan itu agar jadi pasar yang bagus. Tapi sekali lagi, itu baru wacana kami yang kami sampaikan ke Pak Sekda dan Bu Bupati. Dan direspon baik, nanti kalau semua sudah setuju, baru kita sosialisasikan dan dimatangkan. Kita akan mencoba review DEDnya dulu yang bisa meluaskan pedagang. Step by step,” terangnya.

Tedi menambahkan, ketika wacana pemindahan Pasar Kota itu sudah fix, maka baru akan disiapkan pedoman-pedoman persyaratan pembangunan.

Termasuk DED, Amdal dan kelengkapan lainnya. Jika penggabungan 3 pasar itu teralisasi, pasar baru di kawasan Nglangon nanti diproyeksikan bisa menampung 2.800 pedagang baik di los maupun kios.

“Estimasi kami, pedagang di Pasar Kota, Nglangon dan Joko Tingkir itu sekitar 2.800. Jadi nanti semua bisa tertampung di pasar yang baru,” tukasnya. Wardoyo

Exit mobile version