Beranda Panggung Seni Budaya Mbah Rohadi, Perajin Wayang yang Tetap Eksis Digerus Zaman

Mbah Rohadi, Perajin Wayang yang Tetap Eksis Digerus Zaman

Mbah Rohadi, perajin wayang kulit sekaligus dalang / najmi yafi - joglosemarnews

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Beberapa dekade ini, perkembangan seni dan kebudayaan Indonesia, khususnya tradisional semakin tergerus oleh Zaman.
Entah itu bertabrakan dengan kebudayaan luar negeri, misalnya Kpop atau memang sudah tidak ada yang mewarisinya lagi.

Kabupaten Semarang, sebagai wilayah yang bersebelahan dengan ibukota Jawa Tengah nyatanya mempunyai potensi yang banyak dibanding daerah lain.

Menurut penjelasan Bram, salah satu pamong budaya, di Semarang tercatat ada 3.000 lebih jenis kesenian tradisional.

Kesenian tersebut baik yang sifatnya individu maupun kelompok. Salah satu jenis kesenian yang masih eksis selama ini adalah wayang.

Kerumitan pembuatan wayang maupun cara memainakannya sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi. Di era sekarang, pembuatan wayang kulit sudah terbilang sangat jarang di Indonesia.

Salah satu yang langka tersebut adalah seniman perajin wayang kulit sekaligus dalang, bernama Mbah Rohadi. Dia merupakan warga asli Kabupaten Semarang, tepatnya di daerah Langensari, Kota Ungaran.

“Semua berawal dari tahun 1963, saya mulai menatah, meski saat itu masih awut-awutan (belum sempurna-red),” ujar Mbah Rohadi kepada Joglosemarnews beberapa hari lalu.

Walaupun sudah lebih dari setengah abad lebih menekuni pembuatan wayang, Mbah Rohadi masih tetap eksis bergelut dengan seni pewayangan hingga sekarang.

Terkadang dia juga mendapat pesanan wayang kulit dari luar daerah, bahkan pernah beberapa kali mendapat pesanan dari luar negeri (Burma).

Menurut Mbah Rohadi, proses pembuatan wayang tidak mudah. Membuat wayang butuh ketelatenan dan harus gigih.

Misalnya, mulai dari membeli bahan wayang dari kulit lembu, dengan harga kisaran Rp 600.000 – Rp 700.000 per lembar.

Kemudian, bahan itu direndam selama dua hari, dan dipaku dengan rapat dan didiamkan satu minggu. Setelah itu, ia mulai memberikan motif, menatah, membersihkan dan melakukan pewarnaan.

“Proses yang cukup rumit dengan waktu yang cukup lama ini, tak heran menjadikan harga wayang tidak terduga,” ujar Mbah Rohadi.

Berbagai jenis wayang telah dibuat oleh Mbah Rohadi. Mulai dari punakawan, pandawa, cakil, Gatotkaca dan masih banyak lagi.

Hingga saat ini, Mbah Rohadi kurang lebih memiliki 200 koleksi wayang. Bahkan, dia memiliki wayang yang berumur lebih dari 100 tahun, yang merupakan peninggalan kakeknya. najmi yafi – lukman