KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM — Pandemi Covid-19 yang hingga kini belum berakhir, di sisi lain ternyata justru mendorong dan membuka peluang kerja bagi lulusan sekolah tinggi ilmu kesehatan.
Kondisi tersebut dirasakan pula oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stikes 17 Karanganyar. Lembaga pendidikan tinggi keswhatan ini justru kian bertambah siswanya setiap tahun.
Selain itu, di tengah pandemi Covid-19, banyak rumah sakit yang menambah jumlah Nakes karena meningkatnya pasien Covid-19.
“Situasi khusus ini mendorong lulusan ilmu kesehatan berpeluang lebar mendapat pekerjaan dibandingkan situasi biasanya,” ujar Ketua Yayasan Stikes 17 Karanganyar, Tatik Surya.
Tatik mengatakan hal itu di sela acara wisuda Stikes ke-27 di Gedung DPRD Karanganyar Selasa (29/9/2020).
Dalam kesempatan itu, Tatik mengaku bersyukur di saat pandemi, justru lulusan Stikes 17 banyak diterima bekerja di rumah sakit swasta baik di pulau Jawa maupun di luar Jawa.
“Ini aneh tapi nyata ternyata. Di sisi lain, pandemi Covid-19 justru membawa keberuntungan bagi lulusan perguruan tinggi ilmu kesehatan,” tandasnya.
Tatik Surya menjelaskan, selama pandemi ini, sudah ada 55 orang lulusan Stikes 17 diterima bekerja sebagai perawat di berbagai rumah sakit tersebar di Pulau Jawa dan Luar Jawa.
“Lulusan yang kemarin sebanyak 55 orang dari jumlah lulusan 80 orang diterima bekerja di Jakarta, Kalimantan, Sulawesi dan ada juga di Banten, Jawa Barat serta Jawa Tengah,” tandasnya.
Menurut Tatik, sebagian besar lulusan Stikes 17 Karanganyar diterima di luar Jawa karena di sana sangat kekurangan tenaga perawat selama Covid-19 ini.
Meski demikian, jelasnya, penerimaan lowongan kerja di lembaga yang baru cukup ketat, yakni tes langsung praktik.
“Kebetulan alumnus Stikes skill-nya di bidang perawatan sudah teruji, sehingga tidak heran kalau banyak yang diterima kerja,” ujar Tatik.
Tatik menceritakan, selama pandemi Covid-19, banyak alumnus perawat dari berbagai penjuru mencari pekerjaan. Namun di satu sisi banyak yang takut terpapar Covid-19.
“Padahal perawat itu berada di garda terdepan. Mungkin larwna itulah Sedangkan perawat itu berada di garda depan, akhirnya banyak calon pelamar takut,” ujarnya.
Menurut Tatik Surya banyak faktor yang melatar belakangi ketakutan itu di antaranya karena faktor orang tuanya takut anaknya kena Covid maka dilarang melamar menjadi perawat padahal lulusan perawat.
“Bagi kami di Stikes selama ilmunya benar ditambah bekal ilmu kewaspadaan dan disiplin bekerja, lulusan Stikes tak ada soal dan tetap berani menantang sehingga terbukti laris diterima di berbagai rumah sakit swasta,” lanjutnya.
Tatik Surya berharap wisuda tahun ini sebanyak 87 lulusan bisa segera dapat bekerja seperti lulusan sebelumnya.
“Corona bukan halangan tapi bisa menjadi peluang bagus seperti dialami lulusan sebelumnya” ujarnya. Beni Indra