YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Selama masa pandemi Covid-19, rombongan wisatawan, khususnya yang datang menggunakan bus masih dilarang masuk ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Hal itu ditegaskan oleh Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, menanggapi geliat pariwisata yang mulai nampak di wilayah Provinsi DIY.
“Tunggu situasinya sampai kondusif. Kalau rombongan besar risiko di perjalanan juga cukup tinggi. Kami masih merekomendasi rombongan kecil, family,” ungkapnya, Minggu (6/9/2020).
Singgih mengatakan, sejak aturan tersebut diberlakukan pada pertengahan Juli, jumlah bus yang datang ke DIY diklaimnya mengalami penurunan secara bertahap.
“Sudah berkurang. Kalau dulu banyak. Setelah kita menyampaikan kebijakan itu, terus berkurang,” urainya.
Meski demikian, Singgih juga mengaku kesulitan ketika terlanjur ada bus beserta rombongan wisatawan yang ‘lolos’ dan masuk ke objek wisata di DIY.
“Agak sulitnya di situ, untuk jalur yang sempit putar balik menimbulkan kemacetan. Saya diinfo destinasi (pengelola wisata), mereka bergantian masuknya. Kalau dari zona merah, maka ditanya. Protokolnya juga sangat ketat di destinasi,” ucapnya.
Saat ini, lanjutnya sudah ada 71 destinasi wisata yang beroperasi di DIY, di mana yang paling banyak berada di Gunungkidul dengan wisata alamnya.
“Tapi tetap terbatas dari sisi kapasitasnya, kemudian jam operasi,dan hari operasi. Objek wisata yang sudah buka sudah diverifikasi teman-teman (Dinas Pariwisata) kabupaten/kota,” ungkapnya.
Berdasarkan data yang dimiliki, Singgih mengatakan bahwa saat ini wisatawan yang masuk ke DIY melonjak drastis saat akhir pekan.
Bila pada hari biasa jumlahnya adalah 5.000 wisatawan, namun ketika akhir pekan naik signifikan di angka 29.000-30.000 wisatawan.
“Kami minta bantuan wisatawan untuk mengimplementasikan protokol kesehatan. Mudah, hanya 3 M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Kalau patuh, paling tidak mengurangi risiko, menjaga diri dan menjaga sesama,” pesannya.
Terpisah, Ketua Komisi B DPRD DIY Danang Wahyu Broto mengatakan bahwa selama ini Pemda DIY memang tidak pernah melarang dan menutup objek wisata selama pandemi.
“Tapi tetap, yang harus diingat protokol kesehatan harus jalan,” tuturnya.
Danang menambahkan, sektor pariwisata sebgaai leading sector ekonomi di DIY memang mengahrukan pariwisata berjalan.
Hal ini dilakukan untuk menggerakkan ekonomi mulai dari PKL hingga industri perhotelan.
“Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat harus terus diupayakan sembari tetap patuh dengan protokol kesehatan,” tutupnya.