JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sekitar 97 persen wilayah Indonesia sudah dapat dilayani oleh pasar digital. Klaim tersebut diungkapkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki.
Tetan mengatakan hal itu dalam diskusi virtual terkait manfaat pasar digital bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Senin (31/8/2020).
Menurut Teten, daya beli UMKM menurun karena dibatasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di masa pandemi Covid-19. Bergabung ke pasar digital, kata dia, menjadi jalan utama UMKM untuk mengakses pasar lebih luas.
“Ini akan membantu UMKM yang sedang mengalami kesulitan,” kata Teten Masduki.
Teten menilai banyak produk UMKM yang bagus dan dibutuhkan masyarakat. Tapi, dalam kondisi pandemi ini, konsumen masih membatasi konsumsi karena faktor keuangan. Sehingga bagi dia, para pelaku usaha ini perlu dibantu supaya menjangkau pasar digital.
“Nah, sekarang saya kira bagaimana kita membantu hubungkan pelaku usaha ini dengan market yang lebih luas. Saya kira ini penting,” katanya.
Teten Masduki menyebut UMKM adalah pilar ekonomi di Indonesia, karena populasi UMKM di Indonesia mencapai 99 persen dari pelaku usaha.
Penyerapan tenaga kerja dari UMKM ini mencapai 97 persen dengan produk domestik bruto atau PDB cukup besar. Sehingga ia menilai, pelaku UMKM yang kian terpuruk di masa pandemi ini perlu dibantu.
Dia menambahkan keterpurukan ekonomi dan masalah kesehatan tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga terjadi pada 295 negara di dunia.
“Bukan hanya UMKM, tapi seluruh pelaku usaha,” ujarnya.
Untuk itu, dorongan supaya pelaku usaha bertransformasi ke dalam pasar digital alias e-commerce diharapkan dapat memulihkan ekonomi di Indonesia.
Menurut dia, publik tahu bahwa pemulihan ekonomi di Indonesia harus dilakukan dengan terus mendorong UMKM ini agar terhubung ke pasar digital.