Beranda Nasional Jogja 2 Objek Wisata di Prambanan Sleman Ini Minim Pasokan Air dan Terkendala...

2 Objek Wisata di Prambanan Sleman Ini Minim Pasokan Air dan Terkendala Payung Hukum

Objek wisata bukit teletubies minim pasokan air / tribunnews
Objek wisata bukit teletubbies minim pasokan air / tribunnews

SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM  – Di tengah pandemi Covid-19 yang mensyaratkan setiap pengunjung rajin melakukan cuci tangan, dua objek wisata di kawasan Prambanan, Sleman ini justru minim ketersediaan air.

Dua objek wisata tersebut adalah Bukit Teletubbies di Dusun Nglepen, Sumberharjo, Prambanan, Sleman dan
Bukit Klumprit di Dusun Klumprit, Wukirharjo, Prambanan, Sleman.

“Apalagi saat pandemi (Covid-19) seperti sekarang. Untuk sekedar cuci tangan pengunjung saja kadang kami kekurangan,” ujar pengelola objek wisata Teletubbies, Sulasmono saat ditemui di lokasi, Selasa (6/10/2020).

Dia menambahkan, selain untuk kebutuhan mencuci tangan dan toilet umum, ketersediaan air yang cukup juga diperlukan untuk menyiram rumput dan tanaman hias yang berada di tempat wisata tersebut.

“Lihat saja, rumput dan tanaman disini kondisinya kering karena kami kekurangan air untuk menyiram,” tambahnya.

Menurut Mono, sebenarnya objek wisata yang dikelolanya sudah mendapat pasokan air dari pipa milik Perusahaan Air Minum Desa (Pamdes) Sumberharjo, namun jumlahnya masih jauh dari mencukupi saat musim kemarau.

“Lagipula, kalau mau minta jatah air ditambah kita juga nggak enak, Mas. Karena harus berbagi juga dengan masyarakat sekitar sini. Kami berharap, kedepan masalah ketersedian air bisa segera diatasi oleh pemerintah,” harapnya.

Baca Juga :  Oral Seks di Mobil, Pengemudi Tabrak Warga hingga Tewas di Ringroad Utara Sleman

Selain ketersedian air bersih, Mono juga berharap pemerintah daerah bisa membantu peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengelola Bukit Teletubbies agar bisa memberikan pelayanan prima kepada wisatawan.

“Kami berharap ada pelatihan di bidang pariwisata, agar SDM yang bekerja disini bisa melayani seperti layaknya pemandu wisata,” katanya.

Kedepan, Mono ingin menambah beberapa titik untuk lokasi swafoto andalan yang dikenai biaya. Menurutnya, penambahan titik lokasi swafoto dapat menambah pemasukan obyek wisata. Objek Wisata Teletubbies sendri mulai dibangun pada tahun 2017 dan mulai beroperasi awal tahun 2018.

Terkendala Payung Hukum

Objek wisata Bukit Klumprit lain lagi masalahnya. Tempat wisata yang dirintis sejak tahun 2017 tersebut belum bisa berkembang optimal karena terkendala payung hukum.

Pasalnya hingga saat ini objek wisata yang menyajikan atraksi pemandangan matahari terbenam (sunset) belum memiliki Badan Usaha.

“Selama ini masih dikelola secara gotong royong oleh masyarakat sekitar,” kata Asrori, warga Klumprit saat ditemui di lokasi.

Baca Juga :  Jumlah Penderita Gondongan di Gunungkidul Meningkat Drastis

Menurut Asrori, pemasukan Bukit Klumprit selama ini masih mengandalkan dari sumbangan sukarela pengunjung yang datang untuk menyaksikan sunset maupun beberapa sekolah yang memanfaatkan lokasi tersebut untuk melakukan kegiatan kemah siswa siswinya.

Kedepan, Asrori berharap Bukit Klumprit segera mendapatkan payung hukum agar bisa berkembang agar bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

“Paling tidak, kalau Bukit Klumprit semakin ramai, makin banyak masyarakat di sekitar sini yang bisa berjualan,” harapnya.

www.tribunnews.com