BLORA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Persiapan kebijakan skema pembelajaran secara langsung di Kabupaten Blora terus dimatangkan. Kini, penerapan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan mengandalkan internet banyak menemui kendala di berbagai daerah. Terutama kesulitan sinyal, siswa tidak miliki hp dan kurangnya pemahaman materi pelajaran.
Pemerintah Kabupaten Blora kini tengah mempersiapkan uji coba pembelajaran tatap muka dengan kuota siswa tidak lebih dari 30 persen pada sejumlah sekolah.
Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Blora Endang Rukmiati sejauh ini uji coba tersebut tidak banyak menemui kendala, rencananya Pemkab akan menambah kouta siswa menjadi 50 persen.
Ia juga mengatakan uji coba tatap muka tersebut akan dilakukan tiap minggunya, tiga kali pertemuan.
“Malah ini jumlah siswanya yang tatap muka tidak 30 persen, tapi 50 persen dari jumlah siswa di kelas. Per minggu tiga kali tatap muka,” jelas Endang, kemarin.
Persiapan pembelajaran tatap muka di mulai dengan merapid test para guru yang tujuannya agar tidak terjadi klaster penularan baru.
“Ini belum dimulai, ini baru rapid test guru-gurunya. Jadi sebelum buka tatap muka, guru-gurunya rapid dulu persiapannya,” imbuhnya.
Diketahui, Dinas Pendidikan Blora sudah memberlakukan sistem Blended Learning, yaitu perpaduan antara sistem daring dan luring. Untuk luring guru datang kerumah siswa guna mengajar dan semacam diskusi kelompok dengan siswa, dimana tiap kelompok berisi 5 siswa.
Ada pun sekolah Sekolah Menegah Pertama (SMP) yang melakukan uji coba pembelajaran tatap muka adalah SMP 2 Tunjungan, SMP 2 Kedungtuban, SMP 1 Menden dan SMP 1 Todanan. Sedangkan untuk sekolah Dasar (SD) yaitu SD 1 Nglebak (Kradenan) SD 1 Gandu (Bogorejo) SD 1 Ledok (Sambong) dan SD 2 Jagong (Kunduran). Satria Utama