Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Gebrakan Kades Muda, Lelang 32 Kios dan Lapak Pasar Desa Taraman Sragen Dirombak Jadi Transparan dan Terbuka. Hasilnya Pendapatan Masuk PAD Rp 40 Juta, Naik 2 Kali Lipat

Kades Taraman, Anang Cahyono saat memberikan sambutan dalam pembukaan lelang kios dan lapak pasar desa yang digelar di balai desa setempat, Senin (12/10/2020). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah desa (Pemdes) Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen membuat gebrakan baru dengan merombak sistem lelang kios dan lapak di pasar desa setempat.

Lelang yang sebelumnya digelar sedikit tertutup, kini di tangan Kades baru, Anang Cahyono, dirombak total dengan menerapkan lelang yang lebih transparan.

Hasilnya, pendapatan lelang yang masuk ke kas desa pun meroket dua kali lipat dari sebelumnya.

Proses lelang sudah digelar dan berjalan kondusif, Senin (12/10/2020) tadi di balai desa setempat. Lelang dipimpin langsung oleh Kades muda usia itu bersama perangkat desa dan elemen terkait.

Total ada 6 kios, 26 lapak, parkir dan retribusi kebersihan yang dilelang. Penerapan sistem lelang terbuka rupanya juga mendongkrak animo warga untuk ikut.

Foto/Wardoyo

Tercatat ada 60an warga yang hadir mengikuti lelang. Selain pemenang lama, sebagian warga yang berminat juga ikut setelah mengetahui penerapan lelang dirubah lebih terbuka dan transparan.

“Limit kita naikkan dan sistem lelangnya kalau dulu kan tertutup, yang menang itu-itu saja. Sekarang saya rubah jadi terbuka dan transparan. Silakan warga yang berminat bisa bersaing. Alhamdulillah totalnya tadi dari kios, lapak dan retribusi serta parkir, bisa dapat Rp 40 juta. Naik dua kali lipat dari sebelumnya yang biasanya pencapaiannya hanya Rp 20 juta,” papar Kades Anang, seusai lelang.

Ia menguraikan penerapan sistem lelang terbuka itu dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Pertama, dari hasil kajian, potensi pendapatan dari lelang itu masih sangat memungkinkan untuk dinaikkan menambah pendapatan asli desa (PAD).

Kedua, dengan sistem terbuka, akan memberikan asas keadilan dan pemerataan bagi warga yang berminat. Selain itu, sistem terbuka juga sebagai implementasi semangat transparansi dalam pelayanan kepada masyarakat.

“Kalau dulu kan mohon maaf, mungkin lelangnya agak tertutup. Yang diundang orang-orang tertentu, sehingga yang menang ya itu itu saja. Sekarang kita rombak, kita buka umum. Undangan disebar ke warga, siapa yang berminat boleh ikut. Ini juga memberi asas keadilan karena semua warga punya hak yang sama. Peserta diberi amplop, disuruh menulis sendiri berapa nominal tawarannya, lalu kita bacakan satu persatu. Siapa yang tertinggi dia yang menang,” terang Anang.

Warga antusias mengikuti lelang. Foto/Wardoyo

Perombakan sistem itu membuat para pemenang lelang pun juga bervariasi. Ada wajah-wajah baru warga yang menang, termasuk bagian parkir dan retribusi kebersihan yang semua berganti pemenang.

Setelah lelang selesai, pemenang diberikan waktu sepekan kelonggaran untuk pelunasan. Jika uang lelang semua sudah terkumpul, nantinya baru dimasukkan ke rekening kas desa.

“Dari awal antusiasme warga sudah kelihatan dan peminatnya juga meningkat,” imbuh Anang.

Dengan kenaikan pendapatan, Pemdes bahkan mengisyaratkan akan menerapkan sistem serupa untuk lelang sawah tanah kas desa maupun bengkok. Menurut rencana, lelang tanah kas dan bengkok akan digelar bulan Maret tahun depan.

“Rencananya untuk sawah kas desa dan bengkok juga akan kita terapkan sistem yang sama. Nanti kita serentakkan di bulan Maret agar tidak ada tanah yang tercecer. Karena imbasnya sangat positif baik dalam meningkatkan PAD maupun memberikan rasa keadilan. Karena warga pada prinsipnya punya hak yang sama untuk melelang,” tandasnya. Wardoyo

Exit mobile version