Beranda Edukasi Kesehatan Ini 4 Macam Efek Samping saat Uji Klinis Vaksin Covid-19

Ini 4 Macam Efek Samping saat Uji Klinis Vaksin Covid-19

Ilustrasi vaksin Covid-19. Foto: pexels.com

Angin segar yang dinantikan negara global akhirnya ditemukan, yaitu keberhasilan uji klinis vaksin covid 19. Meskipun masih dalam proses tahap akhir, setidaknya ini dapat meredakan kekhawatiran kita. 

Beberapa negara termasuk Indonesia sudah mulai memformulasikan vaksin yang sudah memasuki tahap uji klinis akhir ini. Salah satunya vaksin CoronaVac. Pada uji klinis tahap 3 yang dilakukan, tidak terlepas dari efek samping yang dirasakan para relawan. Apa saja efek sampingnya? Berikut ulasannya:

  1. Rasa Nyeri di Area Suntikan

Pada uji coba vaksin CoronaVac yang melibatkan 1.620 relawan, data penelitian yang dipublikasikan menunjukkan, ada reaksi lokal berupa nyeri di tempat suntikan sekitar 20 sampai 25 persen. Terkait hal ini, Ketua Tim Penelitian Uji Klinis Vaksin Covid-19, Profesor Kusnandi Rusmil menyebutkan, nyeri bekas suntikan calon vaksin covid-19 tersebut akan hilang dengan sendirinya.

Biasanya, rasa nyeri akan hilang dalam beberapa jam dan hanya sebagian kecil relawan yang akan merasakan rasa nyeri sampai dua hari.

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. Pexels
  1. Kemerahan dan Bengkak di Area Suntikan

Saat mendapatkan suntikan vaksin CoronaVac ini, selain rasa nyeri di area suntikan, kemerahan dan bengkak juga biasa terjadi. Ketua Tim Riset Vaksin, Profesor Kusnandi Rusmil mengatakan, relawan akan mengalami reaksi lokal pada area yang disuntik. Pada hasil uji klinis vaksin CoronaVac, kemerahan yang terjadi pada kulit akan diamati, kemudian bengkaknya pun akan diukur. Bengkak yang terjadi pada area kulit ini akan hilang dalam waktu beberapa jam.

Baca Juga :  Sederet Manfaat Cuka Sari Apel untuk Kesehatan

Selain itu, kulit yang bengkak setelah vaksinasi merupakan salah satu pertanda bahwa tubuh mulai membentuk kekebalan terhadap penyakit. Artinya, jika area yang telah disuntik mengalami gatal atau bengkak itu normal dan Anda tidak perlu panik. 

Ilustrasi demam. Pexels
  1. Demam

Salah satu vaksin asal Amerika Serikat, yaitu Pfizer melaporkan tentang terjadinya efek samping dari uji klinis vaksin Covid-19, yaitu gejala demam. Beberapa relawan, termasuk anak-anak mengalami demam yang akan dirasakan 24 jam setelah pemberian vaksin. Demam akan mereda setelah 1-2 hari.

Selain itu, ada juga relawan yang mengalami demam yang disertai sakit kepala, kelelahan, nyeri otot atau menggigil yang akan hilang dalam beberapa hari saja. Cara mengatasinya, usahakan selalu mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan air mineral. 

Jika seseorang mengalami reaksi demam dengan gejala berat setelah disuntikkan vaksin Covid-19, akan diberi penanganan lebih lanjut oleh dokter dan petugas medis. 

  1. Reactogenic

Reaktogenic merupakan reaksi ketidaknyamanan jangka pendek pada orang yang telah menerima vaksin saat uji klinis. Reaksi ini meliputi sakit kepala, nyeri lengan, kelelahan, menggigil, dan demam. Efek samping tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena bersifat sementara dan merupakan sinyal dari sistem kekebalan tubuh yang akan segera bekerja.

Setelah melakukan vaksinasi, para peneliti akan mengontak relawan secara berkala untuk mengetahui reaksi yang dirasakan para relawan selama uji klinis ini. Jika mengalami reaksi yang parah, semua biaya perawatan akan ditanggung oleh panitia uji klinis vaksin. Hingga saat ini, belum ada reaksi parah yang dirasakan oleh relawan. 

Baca Juga :  Sederet Manfaat Cuka Sari Apel untuk Kesehatan

Itulah efek samping saat uji klinis vaksin covid-19. Bagi Anda yang merasa kurang sehat di tengah kondisi pandemi saat ini, ingin memeriksakan diri ke rumah sakit khawatir tertular Covid-19, maka solusinya adalah bisa berkonsultasi secara online melalui aplikasi Halodoc. 

Aplikasi ini menyediakan berbagai layanan seputar kesehatan. Bahkan ada fitur beli obat yang membuat Anda tidak perlu ke luar rumah untuk membeli obat yang diresepkan dokter. Tinggal tunggu saja di rumah, obat akan diantarkan. *