WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Saat ini curah hujan di beberapa wilayah di Wonogiri masih rendah. Namun demikian masyarakat diminta lebih waspada dan berhati-hati.
Ini mengingat sejumlah daerah di Wonogiri rawan terjadi tanah longsor. Misalnya puting beliung maupun tanang longsor yang acap kali menimbulkan kerugian besar.
Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto mengatakan, untuk mengurangi risiko bencana masyarakat diminta untuk memangkas pepohonan atau mengurangi beban pohon, terutama yang dekat dengan permukiman. Selain itu, masyarakat diminta memperhatikan kondisi sekitar rumah yang dekat dengan tebing. Lereng perbukitan memiliki potensi longsor lebih besar
“Selama kemarau kemarin kemungkinan terjadi rekahan. Rekahan itu sebaiknya ditutup agar tidak dimasuki air hujan yang mengakibatkan rawan longsor,” kata dia, Selasa (13/10/2020).
Disinggung soal sifat hujan di Jawa Tengah dia menyebutkan normal dan di atas normal. Tapi untuk Wonogiri curah hujannya masih sedikit.
“Belum signifikan atau kurang dari 100 mm,” sebut dia.
Sementara, menurut dia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah melakukan monitoring dan analisis curah hujan di Jateng sejak Oktober lalu. Sebagian besar Wonogiri mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) selama 31-60 hari. Di Kecamatan Purwantoro bahkan mengalami Hari Tanpa Hujan dengan kriteria ekstrim atau lebih dari 60 hari.
Pada November mendatang, curah hujan di Kabupaten Wonogir diperkirakan semakin besar. Siklon La Nina akan berpengaruh pada perubahan cuaca tersebut.
Lantaran itu pihaknya mengimbau masyarakat waspada dan berhati-hati. Sebab, musim pancaroba biasanya disertai dengan angin kencang. Aria