SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Misteri penularan para tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas Jenar hingga terpaksa layanan ditutup, akhirnya terjawab.
Tujuh nakes di Puskesmas itu positif setelah tertular dari seorang warga yang melakukan rapid test untuk merantau ke Sulawesi.
Celakanya, ternyata pasien itu rapid tesnya reaktif dan hasil swabnya menunjukkan tanda positif.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto mengatakan para pegawai Puskesmas Jenar tersebut terpapar Corona dari seorang warga yang melakukan rapid test di Puskesmas.
Warga tersebut merupakan pelaku perjalanan atau perantau di Sulawesi dan melakukan rapid untuk bertolak kembali ke Sulawesi.
“Tertular dari pelaku perjalanan dari Sulawesi. Mau pulang ke Sulawesi dia rapid dulu di Puskesmas. Nakes yang tertular adalah yang kontak erat dengan pasien tersebut,” paparnya, Senin (12/10/2020).
Karena ada 7 nakes yang terpapar, pihaknya kemudian memutuskan untuk menutup sementara pelayanan di Puskesmas Jenar. Penutupan dilakukan mulai hari ini, Senin (12/10/2020) hingga sepekan ke depan.
“Sementara tidak melakukan pelayanan publik dulu. Waktu sepekan kita gunakan untuk melakukan sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan,” jelasnya.
Meski begitu, ia memastikan operasional Puskesmas tetap berjalan. Terutama petugas yang melakukan surveilance serta tracing warga yang kontak erat dengan pasien positif Covid-19.
“Untuk sementara pelayanan kita alihkan ke Puskesmas terdekat,” terangnya.
Ia menambahkan tujuh pegawai Puskemas yang dinyatakan positif terpapar virus Corona atau Covid-19 itu bertugas di beberapa bagian.
Ada tenaga kesehatan, ada juga tenaga administrasi dan beberapa tenaga teknis lainnya.
Ketujuh pegawai Puskesmas Jenar tersebut, saat ini menjalani isolasi mandiri di Rumah Sakit Darurat (RSD) Technopark.
Hargiyanto mengatakan dua pegawai sudah diperbolehkan pulang karena sudah dinyatakan sembuh.
“Lima (pegawai) isolasi di (RSD) Technopark, dua sudah pulang karena swab-nya sudah negatif,” paparnya.
Pagi tadi, Plt Bupati Dedy Endriyatno mengatakan penutupan dipandang lebih baik untuk kepentingan penyelamatan lebih besar. Hal itu untuk menghindari musibah yang lebih besar daripada sekadar mengambil manfaat di tengah kondisi nakes yang terpapar.
Dedy menambahkan sebelumnya, ada nakes di Puskesmas Sidoharjo yang juga positif tapi layanan tak sampai ditutup.
Ia berharap penutupan tidak sampai lama. Kemudian tambahan 35 pasien positif kemarin juga membuat kapasitas isolasi di Technopark hampir penuh.
“Tapi kemarin yang masuk 35, tapi ada 8 yang keluar,” tandasnya. Wardoyo