YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X akhirnya ikut angkat bicara terkait dengan aksi demo menolak UU Cipta Kerja di ruas Jalan Malioboro yang berujung anarkis.
Raja Kraton Yogyakarta tersebut menyesalkan atas aksi anarkis, yang awalnya mengangkat isu utama menolak UU Cipta Kerja Omnibus Law.
“Yogyakarta dengan masyarakatnya tidak pernah punya itikad untuk membangun anarki, untuk aktivitas yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat,” kata Sri Sultan HB X, seperti dilansir Tribunjogja.com dari Humas Pemda DIY.
Menurut Sri Sultan, tindakan anarkis tidak melambangkan karakter warga Yogyakarta. Apalagi, bila tindakan anarkis itu dilakukan di Yogyakarta, yang juga akhirnya sampai menimbukan kerusakan-kerusakan.
“Untuk itu, Saya Hamengku Buwono X, mengimbau dan berharap kepada warga, kelompok-kelompok masyarakat, bukan karakter kita untuk berbuat anarkis di kotanya sendiri,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, dalam aksi demonstrasi kemarin, aparat kepolisian dan massa aksi memang berkali-kali terlibat kericuhan hingga aksi saling lempar.
Bahkan, kericuhan tersebut berlangsung hingga menjelang malam. Aktivitas warga di sekitar kawasan Jalan Malioboro pun lumpuh.
Akses lalu lintas ditutup, hingga para pedagang kaki lima (PKL) memutuskan untuk menutup lapaknya dan pulang ke rumah.
Jelang malam hari, aparat gabungan polisi dan TNI dengan dibantu oleh warga sekitar, berhasil mengendalikan situasi hingga akhirnya bisa kembali kondusif.
Tanggapan Walikota Yogya
Sementara itu, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti dan Wakil Walikota, Heroe Poerwadi datang ke Gedung DPRD DIY dan kawasan Malioboro, Kamis (8/10/2020) malam.
Haryadi datang mengendarai sepeda motor berkeliling memantau kondisi pascakerusuhan di Gedung DPRD DIY serta kawasan Malioboro.
Ia turut menyesalkan atas penyampaian pendapat massa aksi yang seharusnya bisa berjalan kondusif namun berakhir ricuh.
“Tapi ya apa mau dikata, segalanya ini sudah terjadi. Tugas kami adalah merekondisi kembali Malioboro agar kebersihannya bisa kembali,” katanya.
Ia melanjutkan, perbaikan kawasan Malioboro dilaksanakan mulai Kamis malam hingga Jumat (8/10/2020) pagi.
Haryadi belum memastikan apakah kawasan Malioboro harus ditutup sementara atau akan dibuka sebagian.
Masih kata Haryadi, terkait penanganan bagi warga atau kios pedagang yang dirusak oleh massa aksi, ia menegaskan saat ini baru akan dilakukan pendataan.
“Kalau dalam konteks kebersihan ini diharuskan menutup, ya kami tutup. Terkait kios yang terdampak saat ini baru akan dilakukan pendataan,” tegasnya.
Pantauan Tribunjogja, beberapa kios menjadi obyek corat-coret massa aksi. Beberapa fasilitas tempat sampah juga penuh coretan massa. Sebagian panel milik kios pedagang juga dirusak.