![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2020/11/MUI-Wonogiri.jpg?resize=500%2C264&ssl=1)
WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM -Pengurus baru Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wonogiri menggelar rapat koordinasi perdana internal pengurus, Rabu (18/11/2020).
Pengurus baru melaksanakan pembenahan ke dalam lantaran sudah belasan tahun ibarat hidup segan mati tak mau. Pengurus juga konsen dengan tingginya angka boro serta maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.
Ketua MUI Wonogiri Haryadi menyebutkan, rapat perdana ini mengukuhkan komitmen MUI sebagai organisasi ulama yang independen. Ini terwujud dengan kesepakatan bersama bahwa silaturahim dengan bupati kepala daerah disepakati menunggu setelah Pilkada serentak 9 Desember mendatang.
“Ini untuk menghindari interest kepentingan karena sebenar lagi akan ada pilkada maka untuk bertemu bupati sebaiknya setelah 9 Desember saja,” ujar Haryadi.
Dalam rakor di aula Kemenag Wonogiri jajaran pengurus ulama mewakili organisasi NU, Muhammadiyah, LDII dan MTA Wonogiri sepakat mengajukan salah satu ruang di kompleks Masjid Agung At Taqwa Wonogiri sebagai kantor sekretariat MUI Wonogiri. Sebagai organisasi yang mandiri, pengurus baru tetap semangat melaksanakan amanah sesuai AD/ART MUI, kendati belum ada dukungan anggaran pemerintah maupun Pemkab setempat.
Rapat intern juga mengusulkan Muslim Umar mewakili MUI sebagai pengurus antar waktu (PAW) dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Wonogiri menggantikan (alm) Supandi. Aria