SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mengganasnya hama tikus dan banyaknya korban jiwa petani akibat pemakaian setrum jebakan tikus, memantik empati dari jajaran TNI Polri di wilayah Karangmalang.
Jajaran Polsek dan Koramil di wilayah itu bergerak cepat bersinergi untuk melakukan perburuan tikus dengan menembak, Selasa (24/11/2020) malam.
Bersama Muspika dan elemen terkait, mereka menggandeng komunitas penembak dari Perbakin Sragen. Sebanyak 40 penembak andal dari Perbakin diterjunkan untuk memburu dan menembak hewan pengerat yang ada di areal persawahan Desa Puro, Karangmalang.
Kapolsek Karangmalang, AKP Supadi mengatakan giat perburuan hama tikus dengan tim penembak itu digelar mulai jam 19.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Hasilnya dalam kurun tiga jam, sebanyak 600 ekor tikus mati diberondong peluru.
“Tadi ada sekitar 40 anggota Perbakin Pemkab Sragen yang dipimpin Pak Gunawan yang kita hadirkan. Hasilnya bisa mengurangi hama tikus sekitar 600 ekor tikus yang bisa ditembak,” paparnya seusai kegiatan.
Kapolsek menguraikan pengerahan personel penembak dari Perbakin itu sebagai wujud kepedulian jajaran Polsek bersama Koramil dan unsur terkait untuk membantu petani menekan hama tikus.
Banyaknya kematian petani akibat setrum jebakan tikus di persawahan, juga menjadi alasan yang mendasari pelibatan komunitas penembak sebagai solusi yang aman dan efektif.
“Pemakaian setrum jebakan tikus itu salah besar. Karena masih banyak cara untuk mengendalikan atau membunuh hama tikus. Seperti dengan burung hantu, omposan dan menggandeng komunitas penembak seperti yang kita lakukan malam ini. Hasilnya luar biasa dan ini akan kita lakukan terus,” urainya.
Danramil 02/Karangmalang, Kapten Inf Prihatin Yudo Tri Widodo menambahkan gagasan menggandeng Perbakin Cabang Sragen itu digelar dalam rangka bakti sosial berburu tikus di area persawahan Desa Puro, Karangmalang.
Hama tikus memang menjadi momok dan meresahkan petani. Menurutnya, kegiatan berburu tikus tersebut sudah rutin dilakukan di wilayah Kecamatan Karangmalang.
Pada hari sebelumnya digelar di Kampung Karangtal, Kelurahan Plumbungan dan akan terus berlanjut.
“Ini murni dilakukan untuk membantu kesulitan para petani akibat banyaknya tikus yang merusak tanaman mereka. Di samping itu juga sebagai bentuk edukasi bahwa dalam membasmi tikus ada tehnik dan cara-cara yang lebih efektif dan aman daripada menggunakan jaringan listrik yang sangat membahayakan jiwa manusia,” tandasnya.
Seperti diberitakan, hama tikus yang merajalela di Sragen membuat sebagian petani menempuh cara ekstrim dengan memasang setrum jebakan tikus. Celakanya, meski diklaim berhasil menangkal serangan tikus, pemakaian setrum itu berbuah simalakama.
Rentetan kasus kematian petani kesetrum jebakan tikus terus terjadi. Bahkan dari catatan JOGLOSEMARNEWS.COM , tercatat sudah 12 orang petani tewas di tangan jebakan tikus beraliran listrik dalam kurun setahun terakhir. Dan kasus kematian terbanyak terjadi beruntun selama tiga bulan terakhir. Wardoyo