JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masyarakat yang sudah pernah menerima insentif pada tahun 2020, tidak bisa lagi menerima bantuan melalui program yang sama pada tahun 2021.
Hal itu ditegaskan oleh Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari.
“Peserta yang sudah menerima bantuan untuk tahun ini tidak akan menerima lagi tahun depan. Kami kedepankan prinsip pemerataan,” ujar Denni dalam webinar, Selasa (3/11/2020).
Denni belum menjelaskan secara rinci kuota penerima program bantuan tersebut untuk 2021.
Namun, manajemen hanya memastikan bahwa konsep Kartu Prakerja ini masih akan sama dengan 2020, yakni menjaring para pencari kerja atau pekerja yang terdampak di-PHK agar memperoleh nilai tambah melalui pelatihan-pelatihan.
Sepanjang 2020, pemerintah menargetkan penerima Kartu Prakerja mencapai 5,6 juta orang. Hingga awal November 2020, target tersebut telah terpenuhi dengan pembukaan gelombang pendaftaran peserta sebanyak sebelas kali.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin mengatakan antusiasme masyarakat terhadap program bantuan ini sangat tinggi.
Sejak dibuka pada 11 April lalu, jumlah pendaftar Kartu Prakerja mencapai 42 juta orang.
“Program ini juga telah diikuti seluruh masyarakat dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia. Jadi tidak ada yang tersisa dari kabupaten/kota,” tuturnya.
Penerima manfaat Kartu Prakerja memperoleh bantuan sebesar Rp 3,55 juta. Sebanyak Rp 2,4 juta disalurkan dalam bentuk tunai melalui rekening atau dompet digital masing-masing peserta.
Bantuan tunai itu diberikan selama empat bulan atau Rp 600.000 per bulan. Sedangkan Rp 1 juta dari total bantuan akan diberikan dalam bentuk pelatihan. Peserta bisa memilih sejumlah pelatihan online dari 147 lembaga yang bergabung sebagai mitra Kartu Prakerja melalui tujuh platform digital.
Setelah menyelesaikan pelatihan, peserta baru akan memperoleh insentif tunai. Adapun sisa Rp 150.000 dari total bantuan akan diberikan selepas peserta mengisi survei dari program tersebut.
Rudy berharap pelaksanaan Kartu Prakerja pada tahun mendatang lebih baik dari tahun ini setelah manajemen melakukan evaluasi-evaluasi bersama sejumlah pakar.
“Kami menerima masukan dan rekomendasi untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelatihan Kartu Prakerja,” tuturnya.