SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mendorong agar desa-desa lebih berinovasi dalam pemberdayaan badan usaha milik desa (BUMDes).
Pasalnya hingga kini dari sekitar 45.000 BUMDes yang terdaftar di Kemendesa PDTT, baru 30 persen yang aktif melakukan pemberdayaan ekonomi desa.
Hal itu disampaikan Staff Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kemendesa PDTT, Suprapedi saat menghadiri Launching Program SMK Mbangun Desa di Desa Kaliwedi, Kecamatan Gondang, Sragen, Minggu (8/1/2020).
Saat berbincang dengan JOGLOSEMARNEWS.COM , Suprapedi mengatakan saat ini pendaftaran BUMDes masih terus dilakukan. Dari data yang ada di Kemendesa, dari sekitar 45.000 desa, mayoritas memang sudah membentuk BUMDes.
“Kalau yang bener-bener aktif ada sekitar 15.000 BUMDes. Ya sekitar 30 persennya. Yang lain rata-rata baru merencanakan usahanya. Kalau nggak ya, baru sebatas di level usaha simpan pinjam saja,” paparnya.
Suprapedi menguraikan dengan kucuran dana desa hampir Rp 1 miliar pertahun perdesa, diharapkan ke depan BUMDes bisa lebih berinovasi untuk merintis usaha ekonomi produktif.
Sebab BUMDes memang menjadi salah satu program utama dari pusat yang harus terus digerakkan.
“Semangat pertama dulu kan aware untuk mendirikan. Ya tujuan pertama itu sudah berhasil mendirikan. Nah kita pinginnya di 2020 ini BUMDes sebagai lembaga desa harus bisa berinovasi lagi,” terangnya.
Ia mencontohkan Desa Kaliwedi, Gondang di Kabupaten Sragen sudah menunjukkan salah satu inovasi dengan mencetuskan Desa Kelengkeng melalui kerjasama desa binaan dengan SMKN 1 Kedawung Sragen.
Saat ini, ratusan warga dan kelompok masyarakat di desa itu sudah memikiki tanaman buah kelengkeng dalam jumlah relatif banyak. Diharapkan nantinya desa itu bisa memproduksi buah kelengkeng dalam jumlah besar dan bisa menjadi alternatif wisata petik buah.
“Ini saatnya bagaimana BUMDes harus dtingkatkan. Makanya selalu ada pendaftaran BUMDes apakah di level berkembang atau maju. Biar bisa ditreatmen apakah kendalanya. Makanya camat harus lebih mendorong desa memberdayakan dana desa untuk mengembangkan BUMDes agar lebih berinovasi,” tandasnya.
Sementara, Kades Kaliwedi, Daryono menyambut positif program SMK Mbangun Desa yang digagas SMKN 1 Kedawung.
Ia menceritakan awalnya di desanya sudah mendapat bantuan bibit kelengkeng dari guru SMKN 1 Kedawung, Pak Darman yang kebetulan berasal dari Kaliwedi dan dikenal sebagai pakar dalam budidaya tanaman.
“Dulu awalnya kami dibantu 100 bibit kelengkeng ditanam di rumah-rumah warga. Kemudian berkat pendampingan beliau, kita berdayakan kelompok tani dan sekarang sudah punya lahan khusus kelengkeng sekitar 5000 meter persegi dengan 300 pohon. Kemarin sudah buah pertama. Dan memang keistimewaannya selain buahnya super, waktunya bisa diatur kapan dikehendaki berbuah dan panennya. Alhamdulillah sekarang berkembang dan ini dibantu 150 bibit lagi,” terangnya.
Daryono sangat berharap dengan pendampingan dari SMK, desanya bisa semakin maju dan mimpi memberdayakan ekonomi warga dan desa bisa terwujud.
“Harapannya Kaliwedi bisa jadi desa sentra buah kelengkeng dan nanti terintegrasi menjadi desa wisata. Nanti ada wisata petik buah, water boom dan kita lengkapi dengan peternakan lele,” tandasnya. Wardoyo