SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan seluruh pihak terus bersiaga dengan status Gunung Merapi yang naik, termasuk menghadapi skenario luncuran awan panas yang disebut akan mengarah ke wilayah tertentu akibat angin.
“Skenario sudah ada semua, jadi kalau arahnya ke Magelang ya Magelang siap. Makanya kemarin saya tengok tiga-tiganya baik di Klaten, Boyolali, Magelang. Semua mesti siap,” ucapnya usai acara Central Java Bussines Forum di Hotel Gumaya, Rabu (11/11/2020), kemarin.
Namun, Ganjar mengimbau pada seluruh komponen di sana bahwa prediksi yang muncul saat ini bisa saja berubah. Terlepas dari itu, Ia juga memastikan kesiapan TNI, Polri, Tagana, PMI hingga relawan lainnya itu juga didukung oleh kesadaran warga sekitar Gunung Merapi yang semakin tinggi.
“Masyarakatnya kan sebenarnya dari sekian tahun mereka ada di situ udah paham tentang karakter merapi. Nah sekarang tinggal kita kasih informasi yang lebih detail agar mereka semuanya siaga terus, nah kekuatan-kekuatan baik di BPBD dibantu oleh kepolisian, TNI, Tagana itu mereka kita siapkan,” ucap Ganjar.
Sementara untuk perkembangan Gunung Merapi sendiri hingga saat ini masih berstatus siaga. Ganjar menyebut beberapa daerah sudah mulai mengevakuasi kelompok rentan.
“Magelang, itu proaktif, seperti kelompok-kelompok rentannya kemarin dibawa lagi terus di Boyolali juga mulai, Klaten siaga. Saya hanya mengingatkan kepada kawan-kawan agar semua menata persiapan untuk tempat penampungan dan pengungsian,” tandasnya.
Stupa dan Lorong Candi Borobudur Ditutup
Mengantisipasi erupsi Gunung Merapi, Balai Konservasi Borobudur (BKB), menutup stupa dan lorong candi. Proses penutupan stupa candi Borobudur dilakukan mulai dari lantai 8 dan lorong lantai 1 menggunakan terpal paulin. Terpal khusus ini jika ditutupkan di stupa tidak ada masalah kelembaban. Hingga Rabu (11/11/2020) dari 32 stupa pada lantai 8 belum semuanya ditutupi.
“Kita melakukan tindakan preventif dan antisipasi agar nanti ketika terjadi erupsi dan arah abunya ke arah Magelang, Candi Borobudur sudah kita tutup dengan cover,” kata Kepala BKB Wiwit Kasiyati saat ditemui di kantornya, Rabu (11/11/2020).
Terpal paulin tersebut, kata Wiwit, di lorong lantai 1 sudah digelar. Sedangkan di lantai lainnya sudah disiapkan di lokasi.
Menurutnya, penutupan akan dilakukan secara bertahap untuk lantai lorong 1. Tapi untuk lantai dan stupa lainnya cover itu sudah siap di tempat.
“Jadi jika erupsi itu terjadi dan abunya mengarah ke Magelang, kita segera melakukan tindakan menutup stupa yang lainnya,” terang dia.
Koordinator Kelompok Kerja Pemeliharaan Kawasan Cagar Budaya (KCB) Borobudur, Bramantara menambahkan, dalam pengelolaan warisan budaya dunia mempunyai sistem manajemen pengelolaan bencana. Hal ini sebagai salah satu wujud tanggap terhadap bencana.
Pemasangan cover ini, sebagai salah satu wujud tanggap BKB terhadap bencana. Bahannya terpaulin, aman saat diaplikasikan ke batu candi karena kelembaban dan temperatur yang tinggi itu akan seimbang. Artinya dapat mengantisipasi kelembaban, tumbuh lumut dan lain sebagainya.
“Walupun kita berdoa bersama bahwa ini tidak terjadi. Misalkan terjadi juga dengan skala yang kecil dibandingkan 2010,” harapnya.
Bramantara menjelaskan, pengalaman erupsi tahun 2010 pihaknya susah melakukan pembersihan abu vulkanik. Untuk itu sekarang memantau perkembangan aktivitas Merapi.
Dengan melakukan monitoring itu, imbuhnya, BKB bertahap melakukan tanggap bencana dengan melakukan pemasangan cover untuk melindungi batu Candi Borobudur dari abu vulkanik Merapi.
Ia mengakui, untuk sementara, BKB baru dapat menutup lantai di lorong 1 dan 32 stupa di teras 8.
“Kenapa belum semuanya, karena mengingat pemasangan ini juga tidak mudah. Artinya membutuhkan waktu dan konsentrasi dari personel,” ungkapnya.
Tidak hanya stupa, nantinya penutupan cover juga dilakukan pada keseluruhan bidang Candi Borobudur sambil menunggu update perkembangan aktivitas Merapi. Namun, jika nanti status Merapi turun, BKB akan melepas satu persatu terpal tersebut. F Lusi| Satria Utama