Beranda Umum Nasional Merasa Satu Visi Dengan Prof Emil Salim Soal Lobster, Susi Pudjiastuti: Saya...

Merasa Satu Visi Dengan Prof Emil Salim Soal Lobster, Susi Pudjiastuti: Saya Sayang Bapak

Ahli Ekonomi, Prof. Emil Salim ikut menghadiri pertemuan antara sejumlah tokoh dan budayawan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 26 September 2019. Pertemuan untuk memberi masukan terkait permasalahan politik saat ini / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM  –
Cuitan ekonom senior Emil Salim soal pembangunan di Indonesia, seolah menjadi dukungan untuk kebijakan pelarangan ekspor benih lobster.

Lantaran itulah, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti melontarkan cuitan balasan.

Intinya usi Pudjiastuti mendukung pandangan Emil Salim, soal pembangunan.

Emil Salim menilai pemerintah harus mengubah hakikat pembangunan dari eksploitasi, termasuk ekspor benih bening lobster, ke arah pelestarian sumber daya alam.

“Selamat pagi Pak Emil, saya kagum, saya bangga, saya sayang Bapak,” tutur Susi melalui akun Twitternya, @susipudjiastuti, Sabtu (5/12/2020).

Dukungan itu disampaikan melalui fitur jawaban atas cuitan Emil Salim sebelumnya. Dua hari lalu, Emil menulis bahwa pemerintah harus menyusun kebijakan yang memperkaya sumber daya alam dan menaikkan nilai tambah melalui teknologi.

“Hakekat pembangunan perlu beralih dari EKSPLOITASI ALAM (“ekspor benur utk $”, buka hutan merusak “rumah SDA hayati” berpotensi obat & pangan dll utk tanaman konsumsi manusia) ke PERKAYAAN SDA lestari menaikkan nilai-tambahnya berkat sains-teknologi,” tulis Emil Salim lewat akun Twitter @emilsalim2010.

Baca Juga :  Bupati Tapteng Siap Cabut IUP Sawit yang Picu Banjir dan Longsor

Sebelumnya, pada 25 November 2020, Emil sempat berkomentar soal ekspor benur setelah Menteri Kelautan dan Perikanan atau Menteri KKP Edhy Prabowo ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Emil mengatakan pada awalnya hanya segelintir pihak yang menentang kebijakan tersebut.

“Semula hanya NU & Muhammadiyah (yang) menentang ekspor benih lobster. Lalu hanya Koran Tempo gencar bongkar ekspor lobster lintas partai rusak habitat lobster sementara koran lain diam,” ujar Emil Salim, Rabu (25/11/2020).

NU dan Muhammadiyah kompak menolak ekspor benih lobster pada Agustus lalu. Ekspor dinilai tidak akan memberikan keuntungan bagi negara dan justru merusak rantai pasokan.

Emil bersyukur KPK sudah menindak Edhy. Menurut Emil, semestinya pemerintah berfokus mengembangkan benur menjadi lobster.

Dengan pengembangan komoditas itu, nilai jual lobster akan menjadi lebih tinggi.

Baca Juga :  Diduga Aksi Klitih, Warga Ngampilan Hadang Rombongan Bersajam

“Ketimbang ekspor benur ke Vietnam bikin makmur orang-orang partai negeri di atas derita kemiskinan rakyat nelayan?” katanya.

Emil Salim juga memandang banyak nelayan masih belum sejahtera. “Laut RI luas & kaya tapi nelayannya banyak lagi miskin,” ucapnya.

www.tempo.co

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.