Beranda Daerah Sragen Penyebaran Covid-19 Sragen Kian Menggila, DPRD Ungkap Curhat Para Tenaga Medis Mulai...

Penyebaran Covid-19 Sragen Kian Menggila, DPRD Ungkap Curhat Para Tenaga Medis Mulai Kewalahan dan Dilanda Kegelisahan. Desak Pemkab Lebih Tegas, Prihatin Satgas di Desa-desa Mulai Kendor

Ilustrasi petugas mengenakan pakaian APD untuk penanganan pasien covid-19. Foto/Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM DPRD Sragen mendesak Pemkab melalui gugus tugas covid-19 bisa lebih tegas dalam melakukan penanganan dan penanggulangan wabah covid-19. Pasalnya saat ini penyebaran kasus covid-19 di Sragen dinilai sudah dalam taraf mengkhawatirkan.

Hal itu disampaikan anggota Komisi IV DPRD Sragen, Fathurrohman kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (27/12/2020). Ia mengaku prihatin dengan tren penambahan kasus covid-19 yang kian hari kian meledak.

Bahkan menurutnya dalam beberapa pekan terakhir, penambahan kasus positif utamanya dari klaster keluarga, makin tak terkendali. Hal itu berdampak pada psikis tenaga kesehatan dan tenaga medis yang belakangan mulai curhat dilanda kegelisahan.

“Peningkatan covid-19 yang luar biasa di Sragen dan menyebar di banyak Kecamatan ini menurut kami harus disikapi lebih serius. Banyak rekan-rekan tenaga medis mulai gelisah dan kewalahan menangani peningkatan kasus corona ini. Baik yang ada di Technopark maupun ada yang di rumah sakit. Bahkan tenaga medis tingkat pukesmas maupun timgkat desa mereka sudah mengalami kelelahan, kalau tidak segera di ambil kebijakan ini sangat berbahaya,” paparnya.

Legislator asal PKB itu menguraikan salah satu faktor pemicu ledakan covid-19 adalah banyaknya warga masyarakat yang lewat hajatan terus tidak patuh protokol kesehatan.

Di sisi lain, kebijakan Pemkab untuk menerapkan pembatasan hajatan, juga dinilai masih terlalu lemah. Mulai kendornya pengawasan dari Satgas covid-19 di desa terhadap pelaku perjalanan dan warga yang isolasi mandiri di rumah, dinilai makin memperparah keadaan.

“Maka dari itu kami menyarankan kepada Muspida dan keseluruhan untuk melakukan kebijakan kaitannya dengan pembatasan hajatan. Karena klaster hajatan cukup banyak. Meskipun saat ini sudah ada Perbub tapi faktanya belum dipatuhi secara keseluruhan. Artinya pemerintah harus mulai berani melangkah untuk mengambil ketegasan,” terangnya.

Fathurrohman. Foto/Wardoyo

Satgas Mulai Kendor 

Legislator yang akrab disapa Fatur itu menyampaikan langkah yang harus segera dilakukan adalah menggerakkan kembali fungsi dan tugas Satgas Covid mulai dari kabupaten hingga tingkat desa.

Baca Juga :  Dukung Program Presiden Prabowo, Kapolres Sragen AKBP Petrus Parningotan Silalahi Hadiri Peluncuran Gugus Tugas Pendukung Ketahanan Pangan di Kecamatan Ngrampal

Menurutnya fungsi pengawasan dan penindakan agar bisa diaktifkan kembali. Misalnya program jogo tonggo yang sudah diterapkan Gubernur, mestinya harus digalakkan kembali.

“Pengamatan kami sebagai wakil rakyat, satgas posko covid sepertinya jalan di tempat dan sepertinya tidak ada aktivitas sama sekali. Banyak keluhan dari tenaga-tenaga medis yang berada paling bawah bahwa saat ini benar- benar berhenti. Makanya kami berharap Satgas kabupaten di situ ada bupati, ada kapolres, dandim bisa menginstruksikan kebawah ada Koramil, Kapolsek, Camat untuk mengistruksikan lagi ke tingkat bawah pengaktifan kembali satgas covid ini,” tukasnya.

Ia meminta bupati dalam hal ini juga harus ada SOP (Standar Operasional Prosedur) baru dalam menyikapi peningkatan covid-19. Seperti SOP soal hajatan meskipun diberi kelonggaran tapi tetap harus ada pembatasan yang jelas.

Koordinasi antar pihak terkait diharapkan segera digencarkan. Termasuk upaya penegakan disiplin prokes dengan menerapkan denda Rp 50.000 bagi masyarakat yang tidak memakai masker harus kembali ditegaskan.

“Biar ada efek jera. Masyarakat kami harapkan juga harus menyadari bahwa penyebaran covid ini sangat bahaya saat ini. Peningkatan perhari hampir 100 lebih, terus tenaga medis yang melakukan test sweb juga sudah merasa kelelahan. Yang meninggal juga sudah lebih dari 100 orang,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen tak menampik lonjakan signifikan kasus covid-19 beberapa waktu terakhir. Menurutnya hal itu dikarenakan tingginya angka penyebaran dari klaster keluarga dan rumah tangga.

Terkait hal itu, pihaknya sebenarnya sudah berupaya keras untuk menggalakkan sosialisasi dan tracing setiap ada temuan kasus covid-19. Dengan harapan ketika ada kasus positif bisa segera dideteksi dan tak sampai menyebar.

Baca Juga :  SMK Negeri 1 Plupuh Sragen Gembleng Mental dan Karakter Siswa Tangguh Bertajuk Jalan Ninja SKANIP Melalui Penyebaran Sepuluh Kebijakan

“Harapan kami masyarakat juga harus meningkatkan kesadaran untuk menaati protokol kesehatan. Terutama cuci tangan, jaga jarak, pakai masker dan hindari kerumunan. Karena angka positivity rate covid-19 Sragen saat ini sudah 12 persen. Setiap 100 orang diperiksa, ada 30 yang positif,” terangnya.

Hargiyanto menegaskan selama ini penanganan pasien positif dengan karantina mandiri di Technopark dan lainnya sudah dilakukan sesuai Keputusan Menkes RI No HK 01.07/Menkes/413/2020 13 Juli 2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Revisi V.

Sementara, hingga petang ini, ada tambahan 68 kasus positif sehingga sampai hari ini total kasus positif sudah mencapai 2.838 kasus. Rinciannya 371 masih dirawat, 2.365 pasien sembuh dan 102 meninggal dunia.

Kemudian untuk suspek covid-19 tercatat sebanyak 406 orang dengan rincian 21 pasien dirawat, 321 sembuh dan 64 meninggal dunia. Lantas ada 5 warga isolasi mandiri dan 1.256 kontak erat.

Sementara, hingga hari ini jumlah total warga yang meninggal per hari ini tercatat tambah lagi sudah mencapai 169 orang.

Dari 169 orang meninggal itu, rinciannya 64 suspek, 102 positif, 1 ODP asal Jati Sumberlawang, 1 PP balita asal Kedawung dan satu pasien asal Sribit Sidoharjo. Wardoyo