Beranda Daerah Sragen Transformasi Potret Jalan di Desa Terpencil Sragen Gilirejo Lama Yang Bikin Pangling....

Transformasi Potret Jalan di Desa Terpencil Sragen Gilirejo Lama Yang Bikin Pangling. Dulu Dihujat Karena Sering Picu Celaka, Kini Sudah Bisa Bikin Tersenyum Warga

Kondisi jalan Gilirejo Lama, Kecamatan Miri yang kini sudah berubah halus. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kondisi jalan di salah satu desa terpencil Sragen yakni Gilirejo Lama, Kecamatan Miri, mendadak jadi perbincangan lagi.

Namun bukan karena kondisinya yang rusak dan sering bikin celaka, kali ini yang terjadi sebaliknya.

Kondisi jalan di desa ujung barat Sragen yang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali itu kini sudah berubah 180 derajat.

Jika dulu sepanjang jalan hampir dihiasi lubang-lubang menganga, kini kondisinya sudah mulus.

Permukaan aspal nan halus menjadi penanda perubahan bahwa jalan utama di Gilirejo Lama itu barusaja selessi dibangun.

Hampir sepanjang 1,5 km jalan yang sebelumnya rusak parah, kini sudah mulus dengan hiasan pepohonan hijau di sepanjang jalan kian menambah kenyamanan berkendara.

Perubahan kondisi jalan itu terlihat mulai dari Pasar Pringapus sampai dengan Simpang Empat Tanggulasi. Jalan yang selama ini menjadi akses utama menuju Waduk Kedung Ombo (WKO) itu kini sudah bisa dimanfaatkan masyarakat setempat.

Khoiri (32) salah satu warga Desa Gilirejo Lama, Miri, Sragen pada wartawan menyampaikan banyak terimakasih pada pemerintah yang telah merespon keluhan jalan rusak masyarakat Gilirejo Lama.

“Senang jalan sudah kembali baik. Jalan yang bertahun-tahun rusak parah dan berlubang, kini jalan sudah halus,” paparnya, Senin (21/12/2020).

Senada, Anto, warga lain sangat berharap respon Pemkab terhadap masyarakat pinggiran khususnya wilayah Sragen Barat bisa terus ditingkatkan.

Baik dalam pembangunan infrastruktur maupun penanganan kemiskinan masyarakat pinggiran Waduk Kedung Ombo.

Baca Juga :  Adu Gagasan Calon Bupati Sragen 2024 Bowo Vs Sigit Dalam Mengatasi Bencana Kekeringan Air Bersih di Utara Bengawan

“Kami juga berharap kembali perbaikan jalan rusak yang belum dikerjakan bisa segera kembali dianggarkan. Khususnya dari pasar Pringapus ke arah barat sampai dengan Desa Bagor bisa segera dilakukan lagi seperti yang sudah dilakukan baru-baru ini,” ujarnya.

Rasa puas warga itu menjawab beberapa keluhan yang selalu muncul dari tahun ke tahun soal jalan rusak di Gilirejo Lama.

Sebelumnya, potret miris ketimpangan pembangunan infrastruktur sempat jadi sorotan di Sragen Barat. Di perbatasan Sragen-Boyolali tepatnya di Desa Gilirejo lama, Kecamatan Miri, jalur utama di desa tersebut dalam kondisi rusak parah.

Ironisnya kerusakan itu berlangsung sudah bertahun-tahun tanpa pernah ada perbaikan. Warga pun mengeluh lantaran kondisi jalan semakin parah dan dipenuhi banyak lubang mirip jeglongan sewu.

Tak hanya mengganggu akses warga, kondisi jalan yang super parah itu juga tak jarang menjadi sumber petaka warga.

“Sudah hampir 15 tahun rusak begini. Seingat saya, terakhir kali dibangun tahun 2005 dan nggak pernah ada perbaikan. Kalau hujan njeglong dan berkubang tambah parah, kalau kemarau gini juga menyusahkan,” papar Anto (45) warga Dukuh Gilirejo Lama, kepada wartawan, Sabtu (20/6/2020) silam.

Menurutnya, jalur utama yang rusak parah itu merupakan jalan poros dan satu-satunya akses warga ke mana-mana.

Saking parahnya, sudah tak terhitung berapa kali warga dan pengendara yang terjatuh akibat kerusakan jalan. Bahkan dua hari lalu, sebuah truk juga terguling akibat terperosok lubang jalan yang menganga.

Baca Juga :  Tegas Tim Unit Resmob Polres Sragen Ungkap Kasus Pengeroyokan, Tiga Pelaku Berhasil Ditangkap dan Terancam 6 Tahun Penjara

“Harapan kami, ada sedikit perhatian lah dari pemerintah. Kami juga warga Sragen dan Indonesia. Pajak kami juga tertib membayar, kenapa kalau jalan kami rusak nggak pernah ada perbaikan. Sudah 15 tahun kami menunggu,” urainya.

Kekesalan warga juga sempat dilampiaskan dengan mengunggah foto-foto kerusakan jalan, lubang menganga hingga truk korban jeglongan ke media sosial (medsos) Facebook.

Warga nekat menggungah ke media sosial dengan alasan selama ini tidak ada tindakan atau respon perhatian dari
pemerintah atau dinas terkait.

“Warga bahkan urunan dan nanti hari Minggu dikerjabaktikan ngurug untuk nambal. Kalau nggak gitu nggak bisa dilewati Mas,” tambahnya. Wardoyo