JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto baru ketahuan pernah terjangkit Covid-19, saat mendonorkan plasma konvalesen pada Senin (18/1/2021) kemarin.
Saat itulah, Airlangga baru mengakuinya, bahwa ia baru saja terpapar Covid-19.
Kamis (21/1/2021), Airlangga menggelar konferensi pers. Namun tidak ada kejelasan soal pertimbangan Airlangga menutupi status tersebut dari publik. Padahal, media sudah bertanya mengenai hal itu.
Moderator membacakan daftar pertanyaan media secara tertulis. Tapi, ia hanya menanyakan ke Airlangga cara pemerintah meyakinkan publik bahwa protokol 3T (testing, tracing, dan treatment) dijalankan secara optimal saat Airlangga positif Covid-19.
“Ya tentu donor plasma konvalesen itu kan hanya bisa diberikan oleh mereka yang pernah terjangkit Covid,” kata Airlangga dalam konferensi pers virtual pada Kamis (21/1/2021).
Setelah itu, Airlangga hanya menjelaskan soal donor plasma konvalesen.
Kabar Airlangga terjangkit Covid-19 itu tersebar sejak akhir November 2020. Tapi saat itu, tak satupun dari Kemenko Perekonomian hingga Istana menjawab soal kabar tersebut.
Adapun Senin kemarin, Airlangga mengatakan keterlibatannya mendonorkan plasma konvalesen sebagai bentuk rasa syukurnya telah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Ia ingin membantu pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan.
“Ini adalah ungkapan rasa syukur saya, karena termasuk orang-orang yang mampu bertahan dari serangan Covid-19. Dengan mendonorkan plasma konvalesen, saya berharap bisa menolong pasien Covid-19 lainnya untuk segera sembuh,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Selasa (19/1/2021).
Aksi Airlangga ini menuai kritik. Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman mengatakan, pejabat publik seperti Airlangga semestinya langsung mengumumkan saat diketahui terkonfirmasi positif Covid-19. Sebab, mereka banyak ditemui dan menemui publik.
Dan perlu ditelusuri orang-orang yang kontak erat dengan Airlangga.
“Selain itu, pejabat publik seharusnya menjadi role model, contoh bagi masyarakat untuk terbuka agar mengetahui kontak eratnya,” ujar Dicky saat dihubungi Tempo, Rabu (20/1/2021).
Di hari yang sama, Istana membela Airlangga. Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menyebut, hal tersebut tidak perlu diumumkan kepada masyarakat luas.
Sebab, para anggota kabinet sudah tahu ruang pekerjaan dan berkomunikasi dengan siapa saja setiap harinya.
Selama pandemi Covid-19, ujar Moeldoko, para menteri tidak pernah masuk dalam area publik yang sangat besar karena berbagai kegiatan dibatasi.
“Sehingga kalau terjadi di menteri, ya cukup beberapa orang yang tahu. Setelah itu, ada langkah-langkah tindakan kesehatan dijalankan agar semua hal yang berkaitan dengan tracing itu bisa berjalan,” ujar Moeldoko di kantornya terkait status Airlangga Hartarto.