KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM -Setelah dilakukan pencarian selama 15 jam oleh para lembaga relawan akhirnya ditemukan.
Mayat bocah kelas 5 SD itu ditemukan radius 700 meter saja dari titik saat almarhum nyemplung di sungai hendak renang bersama 4 orang temannya.
Isak tangis pun pecah mengiringi kedatangan jenazah di rumah duka. Bahkan orangtua korban tak henti menangis mendapati buah hatinya sudah terbujur kaku tak bernyawa.
Kordinator Pos SAR Surakarta, Arief Sugiyarto mengatakan pencarian korban dilakukan hingga 4 sesi.
Sesi pertama sesaat setelah hanyut dilakukan para warga setempat hingga jelang magrib, namun karena arus masih deras korban belum bisa ditemukan.
“Tim siaga terus hingga pagi guna melakukan pencarian korban yang selama 15 jam baru ditemukan,” paparnya Rabu (6/1/2021).
Arief menjelaskan selepas magrib tim relawan yang berasal dari berbagai lembaga diantaranya Basarnas, BPBD, MDMC, PMI, SAR Kabupaten dan sejumlah lembaga lainnya melakukan pencarian terpencar. Saat itu belum juga ditemukan.
Tak hanya itu saja, pada sekitar pukul 23.00 WIB pencarian diefektifkan dengan menyebar 4 tim terpencar menggunakan lampu alias belor.
Pencarian dilakukan hingga pukul 01.00 WIB namun juga belum ada tanda keberadaan mayat Javier Zidan berada. Akhirnya dihentikan menunggu esok hari.
Selepas Subuh tim mulai melakukan pencarian untuk ketiga kali dan membuahkan hasil.
Tepat pukul 05.30 WIB korban ditemukan hanya berjarak 700 meter dari titik saat korban nyemplung di sungai Ngamban.
“Alhamdullilah ternyata korban berhasil ditemukan tak jauh dari titik saat korban berenang meskipun saat ditemukan korban sudah tak bernyawa,” ujarnya.
Sementara Kasatlak BPBD Karanganyar, Sundoro Budi Karyanto mengatakan lamanya penemuan itu karena banyak faktor diantaranya banyaknya puing sampah di sungai tersebut.
“Memang lumayan lama pencarian korban yang dilakukan tim namun yang penting berhasil ditemukan,” tandasnya.
Sundoro menghimbau kepada para orang tua agar melarang anaknya mandi di sungai terlebih setelah hujan karena membahayakan. Beni Indra