DENPASAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga di kawasan Buleleng, Bali, pada Minggu (24/1/2021) dikejutkan dengan suara dentuman keras. Sejumlah warga juga melaporkan melihat benda angkasa yang bercahaya melintas di atas langit sebelum terdengar suara keras tersebut.
Sejumlah netizen yang mendengar suara dentuman keras itu kemudian ramai bertanya kepada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui media sosial. Warga juga ada yang melapor melihat benda angkasa bercahaya yang melintas dan jatuh di perairan Laut Bali.
Terkait peristiwa tersebut, BMKG mengaku telah memeriksa sinyal seismik, khususnya terhadap sinyal seismik dari sensor di wilayah Bali, dan mendapati adanya anomali sinyal seismik yang tercacat pada sensor seismik Singaraja pada pukul 10.27 WITA. Rekaman seismik itu memiliki durasi sekitar 20 detik.
“Melihat anatomi seismogram-nya tampak bahwa sinyal seismik tersebut bukanlah sinyal gempa bumi tektonik,” kata Daryono, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, dikutip Tempo.co.
Getaran yang terjadi saat terdengar dentuman itu setara kekuatan 1,1 magnitudo lokal. Sementara sejak pukul 08.00 hingga 12.00 WITA tidak ada aktivitas gempa di wilayah Bali.
Mirip Kejadian di Bone
Sementara, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan, ada kemiripan laporan warga soal suara ledakan di Buleleng, Bali, dengan peristiwa jatuhnya benda langit di Bone, Sulawesi Selatan, pada 2009.
Beberapa kemiripan itu seperti dentuman yang terdengar meluas, dan menggetarkan kaca-kaca rumah. Getarannya pun sama-sama tertangkap alat pencatat gempa.
Thomas menuturkan, pada 8 Oktober 2009 warga Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, mendengar ledakan yang disertai getaran pada kaca-kaca di rumah. Warga juga melihat jejak asap di langit. LAPAN awalnya hanya menduga benda asing itu adalah meteor.
Dugaan itu akhirnya mendapat bukti dari peneliti NASA yang menggunakan data infrasound. “Data infrasound mengindikasikan adanya asteroid jatuh yang diperkirakan berdiameter 10 meter,” ujarnya tentang peristiwa di Bone pada lebih dari 11 tahun silam.
Dari kejadian di Bone, LAPAN menduga ledakan di Buleleng juga disebabkan oleh jatuhnya benda angkasa, seperti asteroid.
Jatuhnya asteroid itu, lanjut Thomas, dapat menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan. “Diduga asteroid tersebut berukuran beberapa meter, lebih kecil daripada asteroid Bone,” kata dia.