KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebanyak delapan santriwati diPesantren Tahfiz Daarul Quran Surakarta di Desa Paulan, Colomadu, Karanganyar dinyatakan positif Covid-19 usai menjalani swab PCR.
Selain itu, ada 20 santri lainnya yang juga reaktif dari swab antigen yang dilaksanakan di pelataran asrama putri Ponpses tersebut.
Para santri yang positif Covid-19 itu langsung dikirim ke asrama Haji Donohudan untuk menjalani karantina.
Sedangkan yang reaktif swab antigen bertahan di asrama sambil menanti jadwal swab PCR. Adapun yang nonreaktif dipulangkan ke orangtua.
Fakta itu diungkapkan Kepala Puskesmas Colomadu 1, Tri Sulistyowati kepada wartawan, kemarin. Ia mengatakan telah merapid swab antigen 261 orang dari kalangan santriwati dan pengurusnya pada Sabtu siang (16/1/2021).
Dari jumlah tersebut, 20 orang reaktif. Sarana swab PCR disediakan pesantren sedangkan puskesmas menyiapkan tenaga pengambil spesimen.
“Pihak pesantren memulangkan hanya mereka yang non reaktif. Mereka dijemput orangtuanya. Sedangkan yang reaktif masih bertahan di asrama. Sedang dijadwal swab PCR,” paparnya.
Pemeriksaan mereka dipicu seorang santriwati yang terpapar Covid-19 usai mengalami demam pada 7 Januari 2021.
Kondisinya itu ketahuan setelah diperiksa di sebuah RS di Sukoharjo. Orangtua santriwati tersebut diberitahu pihak pesantren, kemudian kasusnya berkembang ke penelusuran kontak erat.
Hasilnya, 66 orang yang berkontak erat menjalani rapid tes antigen. Dari 14 yang reaktif, lima diantaranya positif Covid-19 usai pemeriksaan berlanjut swab PCR di RSAU dr Siswanto Lanud Adi Soemarmo.
Sedangkan bagi yang nonreaktif tetap berada di asrama namun di ruangan terpisah. Belakangan diketahui lima santriwati mengalami gejala demam. Hasil swab PCR di RSAU membuktikan tiga diantaranya positif terpapar Covid-19.
Tri meminta semua yang dipulangkan menjalani karantina mandiri di rumahnya. Bagi manajemen pesantren, sebaiknya memperketat screening.
“Masa berlaku hasil swab maksimal 3 hari. Kalau sudah kelewat seminggu, jangan diterima. Cari penyedia layanan terdekat. Atau sebaiknya pesantren punya fasilitas mandiri swab antigen,” jelasnya.
Ia juga meminta kejujuran dari semua pihak. Sebab, terlalu besar risiko jika tak mengutarakan kondisi sebenarnya.
“Itu kan kemarin liburan tahun baru dipulangkan. Masuk lagi, 3 Januari 2021. Pondok pesantren screening. Siswa diminta membawa surat hasil rapid test. Ternyata ada informasi yang tidak diketahui atau tidak disampaikan kepada pondok pesantren. Keluarga salah satu santri itu ternyata ada yang menjalani isolasi mandiri karena terkonfirmasi positif Covid-19,” imbuh Plt Kepala DKK, Purwati. Wardoyo