JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebelum vaksinasi digelar perdana pada 13 Januari 2021, Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar sidang fatwa terkait kehalalan vaksin Covid-19 buatan Sinovac pada Jumat (8/1/2021).
“Insya Allah, sidang pleno komisi fatwa untuk pembahasan aspek syar’i tentang vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Sinovac akan dilaksanakan pada Jumat besok,” ujar MUI dalam pernyataannya kepada wartawan, Kamis (7/1/2021).
Pemerintah sebelumnya sudah menjadwalkan proses vaksinasi perdana akan dilakukan pada Rabu pekan depan atau 13 Januari 2021.
Vaksinasi diawali di tingkat pusat, yakni oleh Presiden Jokowi beserta jajaran Kabinet Indonesia Maju dan pejabat di tingkat pusat.
Jokowi menyebut tahapan vaksinasi akan dilakukan setelah izin edar darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM keluar dan kajian kehalalan dari MUI terbit.
“Vaksin sudah tersedia dan mulai didistribusikan ke daerah-daerah, tapi untuk vaksinasi masih harus menunggu izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan proses kajian halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI),” ujar Jokowi di akun Instagram-nya @jokowi, Kamis (7/1/2021).
Adapun MUI, sebagai pihak yang berwenang untuk menerbitkan fatwa terkait kehalalan vaksin Covid-19, sudah merampungkan audit lapangan beberapa hari lalu.
Selanjutnya, hasil itu akan dibawa dalam rapat pleno Komisi Fatwa MUI besok untuk dibahas lebih lanjut.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin sudah meminta MUI untuk segera menerbitkan fatwa halal vaksin Covid-19. Ketua Dewan Pertimbangan MUI itu memberi tenggat sebelum 13 Januari 2021.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi BPOM, Lucia Rizka Andalusia menyebut akan mengupayakan EUA vaksin Covid-19 bisa terbit sebelum vaksinasi perdana dilakukan pada 13 Januari 2021.
Sampai saat ini, ujar Rizka, BPOM telah melakukan evaluasi data untuk memberikan EUA dengan rolling submission dari hasil uji klinis I dan II yang telah diterima.
“Kami masih menunggu data analisis tahap akhir yang akan segera diserahkan ke BPOM. Segera setelah memperoleh data kami akan melakukan evaluasi dan diharapkan EUA dapat diberikan sebelum penyuntikan vaksin,” ujar Rizka saat dihubungi Tempo pada Kamis (7/1/2020).