SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Almarhum Ustaz Ahmad Sukina dikenal sebagai pemimpin yang membawa Majlis Tafsir Al-Quran (MTA) ke ranah modern. MTA mencoba mendekatkan diri dengan kemajuan teknologi untuk melakukan dakwah.
Salah satu buktinya, pada tahun 2010 silam, MTA meluncurkan radio dakwah. Di luar itu, lebih lanjut Lembaga Pendidikan dan Dakwah Majlis Tafsir Alquran (MTA) juga meluncurkan MTA TV.
Ketika itu, televisi milik MTA tersebut diresmikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.
MTA TV merupakan televisi alternatif untuk masyarakat di tengah gempuran televisi yang sudah ada saat ini, yang dinilai kurang mendidik dan cenderung bersifat merusak.
“MTA TV lewat satelit ini muncul berawal dari keprihatinan dengan TV-TV yang ada. Televisi ini menjadi alternatif dari televisi-televisi yang sekarang ada,” ujar Direktur MTA TV, Fatah Yasin suatu ketika.
Sudah disadari, bahwa operasionalisasi MTA TV akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Menyadari hal itu, MTA mencoba merangkul pengusaha-pengusaha dari kalangan internal untuk ikut menyokong keberlangsungan MTA TV dalam bentuk iklan berbayar.
Programer MTA TV, Rudi Herfianto pernah menyatakan, penayangan iklan dilakukan dengan cukup selektif. Misalnya, ketika sebuah iklan tidak memberikan pencerahan dan solusi, maka iklan tersebut tidak diterima seberapa besar mereka mampu membayar.
Hal yang sama juga dilakukan pada iklan di radio MTA, di mana iklan rokok mustahil tayang di sana. Demikian pula, iklan obat alternatif yang tidak memiliki label MUI akan ditolak.
Di tahap awal, sumber daya manusia (SDM) untuk MTA TV masih terbatas, tak lebih dari 25 hingga 30 personel saja.
Personel yang ada tersebut merangkap berbagai bidang. Meski demikian, radio MTA dan MTA TV tetap berupaya memberikan yang terbaik untuk pendengar dan pemirsa.
Ibarat tumbuhan, apa yang ditanam oleh Ustaz Ahmad Sukina kini mulai menampakkan benih-benihnya yang semakin subur.
Usia memang boleh berakhir, namun ajaran sang Ustaz akan terus hidup dan berkembang dalam sanubari setiap jamaah. Selamat jalan Ustaz… Suhamdani/Diolah dari dokumen Joglosemar