SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM -Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka turut mengikuti resepsi Puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2021, pada Selasa (9/2/2021).
Hanya saja, Gibran tidak hadir di Istana Negara Jakarta bersama Presiden, melainkan ia bergabung dengan pengurus dan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Surakarta yang menyimak pidato Presiden Joko Widodo secara virtual bertempat di Hall Monumen Pers Nasional (MPN).
Usai menyimak acara HPN di Istana Negara secara virtual, Gibran kemudian berkeliling melihat-lihat koleksi tentang sejarah pers Indonesia yang terdapat di Monumen Pers Nasional tersebut.
Walikota Surakarta terpilih ini mendapat berbagai penjelasan mengenai perjalanan pers dari masa ke masa. Ia didampingi Ketua PWI Surakarta Anas Syahirul, Ketua Dewan Penasehat PWI Surakarta Begog D Winarso, Kepala Monumen Pers Nasional Widodo Hastjaryo dan para pengurus serta anggota PWI lainnya serta para hadirin yang datang.
Salah satu yang membuat Gibran tertarik adalah saat memasuki salah satu ruangan yang menyimpan peralatan pemancar radio tempo dulu yang menjadi bagian sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pemancar milik Solosche Radio Vereeniging (SRV), cikal bakal Radio Republik Indonesia (RRI) yang pernah ‘’diungsikan’’ ke Gunung Lawu di Desa Balong, Jenawi, Karanganyar juga sering dijuluki radio kambing.
“Waktu agresi Belanda kedua, peralatan pemancar ini oleh beberapa orang diangkut ke Gunung Lawu. Tujuannya agar tidak direbut tentara Belanda, lalu disembunyikan di kandang kambing daerah Balong sehingga kemudian sering dinamai Radio Kambing. Peralatan ini saat itu untuk memancarkan siaran-siaran untuk mengobarkan perjuangan merebut kemerdekaan. Suara kambing sering turut masuk siaran, karena disembunyikan di kandang kambing,” jelas Kepala Monumen Pers Nasional, Widodo Hastjaryo.
Gibran yang berkeliling untuk mencermati berbagai koleksi peralatan kerja wartawan tempo dulu, menyebut bangunan fisik monumen yang usai direnovasi Kementerian Kominfo itu, cukup bagus. Ia juga terkesan dengan peralatan-peralatan kerja wartawan tempo dulu seperti mesin ketik tua, kamera analog dan lainnya.
“Koleksi-koleksinya luar biasa, sangat berharga, terutama yang radio kambing ini luar biasa sekali. Terutama nilai sejarahnya. Itu salah satu aset berharga kita. Harus dirawat dan diketahui semua generasi sekarang. Apalagi para wartawan khususnya harus paham sejarah tentang pers tanah air ini,” ujarnya.
Tak lupa Gibran juag mengucapkan selamat Hari Pers Nasional dan HUT ke-75 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Ia berharap pers ke depan makin terus menginspirasi dan menyebarkan virus optimisme di masyarakat. (ASA)