SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keluarga Karni binti Parto (57), tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Tanon, Kecamatan Tanon, Sragen yang meninggal di Arab Saudi curiga ada kejanggalan pada kematiannya.
Karenanya mereka berharap pemerintah bisa mendesak otoritas Arab Saudi untuk menguak misteri pemicu kematian Karni yang sebenarnya.
Adik kandung almarhumah, Mujiyanto (50) menuturkan hingga kini masih belum sepenuhnya percaya dengan kabar kematian kakaknya yang disampaikan karena bunuh diri.
Sebab, dalam beberapa kontak terakhir sebelum kejadian, almarhumah tak pernah menunjukkan ada masalah atau keluhan apapun.
Termasuk tiga hari sebelum kematian, tanggal 26 Januari 2021, dirinya sempat kontak kakaknya itu via pesan suara WA.
“Iya kalau kontak, sering. Kadang
via telepon, kadang lewat pesan suara.
Terakhir kontak sama saya, pakai WA suara itu tanggal 26 januari 2021 jam 22:05 WIB. Saat itu, Mbak Karni biasa dan baik-baik saja. Nggak ada keluhan atau masalah apapun. Makanya kami kaget kok tiba-tiba tiga hari kemudian dikabarkan meninggal gantung diri,” papar Mujiyanto, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (9/2/2021).
Muji menuturkan kakaknya itu berangkat jadi TKW di Arab sejak 2005. Selama itu pula sampai sekarang memang belum pernah pulang.
Menurutnya ketidakpulangan kakaknya bukan karena ada masalah akan tetapi karena memang langsung diperpanjang kontraknya.
“Sampai sekarang belum pernah pulang, karena langsung perpanjangan kontrak
Setiap perpanjangan juga selalu ngabari,” tuturnya.
Ihwal kematian karena gantung diri, Muji menyebut kabar itu didapat dari surat Medical report yang dikeluarkan pihak rumah sakit Arab Saudi. Namun mengenai kepastiannya dirinya belum bisa memastikan dan masih menunggu kabar lebih lanjut.
Karenanya, ia mewakili keluarga sangat berharap ada dua permintaan dari keluarga. Pertama meminta jenazah sesegera mungkin bisa dipulangkan ke Indonesia.
Yang kedua berharap pemerintah mendesak pihak Arab Saudi mengusut tuntas masalah kematian dan dugaan bunuh diri itu. Sehingga ada kejelasan apakah Karni memang meninggal karena itu atau ada sebab lain.
“Kami dari keluarga butuh kepastian, kalau benar kakak saya bunuh diri gantung diri, apa masalahnya harus diusut tuntas. Karena apa, tanggal 26 Januari masih telepon dan baik-baik saja, kok tanggal 29 Januari dikabarkan udah gak ada,” tandasnya. Wardoyo