Beranda Daerah Wonogiri Tak Cuma COVID-19, Chikungunya Kini Merebak di Wonogiri Diduga Terbawa Perantau Saat...

Tak Cuma COVID-19, Chikungunya Kini Merebak di Wonogiri Diduga Terbawa Perantau Saat Mudik, Tetap Galakkan PSN dan 3M ya Lur

Petugas Dinas Kesehatan Wonogiri bersiap melakukan fogging untuk memberantas chikungunya. Foto : istimewa
Petugas Dinas Kesehatan Wonogiri bersiap melakukan fogging untuk memberantas chikungunya. Foto : istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga Wonogiri saat ini wajib memiliki kewaspadaan ekstra. Ini terkait ancaman merebaknya kembali penyakit chikungunya di Kota Mete.

Padahal sebagaimana diketahui hingga saat ini pageblug alias pandemi COVID-19 masih berlangsung.

Informasi yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Wonogiri, chikungunya merebak di sejumlah lokasi di Kabupaten Wonogiri dalam beberapa pekan ini. Bahkan total kasus penderita chikungunya sejak akhir November 2020 lalu telah mencapai 244 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri Adhi Dharma melalui Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Supriyo Heriyanto mengatakan, penyakit chikungunya sebenarnya sudah cukup lama tidak merebak di kabupaten terluas kedua di Jateng itu.

Namun, akhir November 2020 lalu, penyakit itu kembali terdeteksi di wilayah Pokoh, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri. Jumlah penderita di Pokoh berada di kisaran 30 orang.

Selanjutnya chikungunya menyebar ke beberapa lokasi. Antara lain di wilayah Kelurahan Wonokarto, Giripurwo dan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri. Hingga kini sudah sepuluh lokasi berjangkitnya chikungunya. Sebagian besar ada di wilayah Wonogiri kota.

Baca Juga :  Petani Jagung Wonogiri Menjerit! Diserang Monyet dan Minim Alat

“Tapi ada satu lokasi di wilayah Kecamatan Slogohimo,” kata Supriyo, Kamis (4/2/2021).

Pihaknya menduga penyakit tersebut terbawa oleh orang yang pulang dari perantauan. Untuk diketahui chikungunya ditularkan oleh nyamuk aedes albopictus. Nyamuk tersebut sering bersarang di luar rumah, seperti di kebun atau pekarangan. Sedangkan nyamuk aedes aegypti yang menjadi vektor demam berdarah sering bersarang di dalam rumah.

Lantaran itu, dia mengimbau masyarakat untuk lebih sering melakukan aksi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M (menguras, menutup dan mengubur). Meskipun sekarang dalam situasi pandemi COVID-19, masyarakat hendaknya lebih rajin melakukan PSN dan 3M.

“Tidak cuma PSN di luar rumah, tetapi juga di dalam rumah. Karena penyakit demam berdarah risiko kematiannya lebih besar. Kalau chikungunya tidak mengakibatkan kematian,” terang dia.

Baca Juga :  Revisi UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, Setuju Tidak?

Pihaknya juga telah melakukan fogging atau pengasapan di sepuluh tempat . Pengasapan dilakukan jika dalam satu lokasi ada lebih dari lima orang penderita. Aria