TUBAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sekitar seratusan kepala keluarga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, kompak membeli mobil baru.
Bahkan hanya dalam selang waktu beberapa hari, lebih dari seratus unit mobil baru diantarkan ke desa tersebut. Bahkan sempat terjadi momen di mana deretan truk pengangkut mobil baru tampak mengantre hingga memenuhi jalan desa.
Momen langka itu pun diabadikan warga dalam sebuah rekaman video yang kemudian diunggah oleh pemilik akun @rizkii.02 ke aplikasi TikTok dan akhirnya menjadi viral di media sosial.
Dalam video tersebut, tampak deretan truk pengangkut mobil yang mengantre memenuhi ruas jalan desa. Bahkan ada sebuah mobil patroli polisi yang mengawal konvoi truk pengangkut mobil tersebut.
@rizkii.02 borong motor sudah biasaa #fyp #fypシ #foryoupage #krisbeekingoyang #viral
Menurut Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto, sudah ada sekitar 176 mobil baru yang diantarkan ke desa tersebut dalam beberapa hari terakhir. Yang terbaru, ada kiriman 17 unit mobil baru sekaligus.
“Benar terkait warga ramai-ramai beli mobil baru, kabarnya kemarin datang lagi dari Gresik atau Surabaya,” kata Gihanto, dikutip Tribunnews dari Surya.co.id, Selasa (16/2/2021).
Lantas bagaimana awalnya hingga warga desa dapat kompak membeli mobil baru? Usut punya usut, ternyata hal itu tak lepas dari adanya rencana proyek pembangunan kilang minyak baru di wilayah desa tersebut.
Proyek pembangunan kilang minyak tersebut dikerjakan oleh Pertamina bekerja sama dengan Rosneft, sebuah perusahaan asal Rusia. Untuk proyek tersebut, ratusan hektare tanah milik warga desa dibeli dengan nilai yang cukup besar.
Bahkan kabarnya, pihak Pertamina menghargai tanah warga antara Rp600 ribu hingga 800 ribu per meter. Nilai tersebut jauh lebih tinggi dari harga tanah umumnya di wilayah tersebut.
Gihanto pun mengungkap uang yang didapat warga dari hasil penjualan tanah mencapai miliaran. Bahkan, ada warga yang dengan kepemilikan lahan empat hektare menerima Rp26 miliar. Ada juga warga Kota Surabaya yang memiliki lahan di desa tersebut dan menerima Rp38 miliar.
Besarnya nilai penjualan tanah itu membuat warga mendapat rezeki nomplok yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan, ada warga yang membeli hingga dua atau tiga unit mobil baru.
“Sampai sekarang sudah ada sekitar 176 mobil baru yang datang, terakhir kemarin ada 17 mobil baru,” ungkap Gihanto.
Diungkapkan Gihanto, dari 840 kepala keluarga yang tinggal di Desa Sumurgeneng, sebanyak 225 KK menjual lahannya yang terkena penetapan lokasi untuk proyek kilang minyak tersebut.
“Ya memang kondisinya begitu, dapat uang lalu beli mobil, ada juga yang dibelikan tanah lagi maupun bangun rumah juga,” ujar Gihanto.
Sementara itu, seorang warga setempat, Mulyadi yang juga menjual tanahnya, mengaku membeli mobil untuk kebutuhan sehari-hari.
Ia tak menyebutkan berapa yang didapat dari hasil penjualan tanah miliknya untuk proyek kilang minyak. “Tanah saya setengah hektare, sebagian uangnya untuk membeli mobil,” kata dia.