![0503 - mentan - a](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2021/03/0503-mentan-a.jpg?resize=600%2C450&ssl=1)
KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atau populer disebut YSL, optimis realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian 2021 bakal terserap habis oleh petani di Indonesia.
Pasalnya, alokasi KUR untuk sektor pertanian tahun ini meningkat. Dikatakan, alokasi KUR untuk tahun 2021 ini sebesar Rp 70 triliun, sementara tahun 2020 hanya sebesar Rp 50 triliun, dan akhirnya over realisasi tembus Rp 55 triliun.
Hal itu dikatakan oleh Menteri Syahrul saat melakukan kunjungan kerja di Desa Kaling, Tasikmadu, Karanganyar, Jateng, Jumat (5/3/2021).
“Mengacu pada tingginya penyerapan KUR sektor pertanian tahun 2020 maka alokasi KUR 2021 pertanian tahun 2021 terus ditingkatkan mencapai Rp 70 triliun dengan harapan mampu mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan petani,” tandasnya.
Apalagi, ujar Syahrul, bunga KUR khusus untuk kredit sektor pertanian lebih ringan hanya 6 persen per tahun dibanding beberapa tahun sebelumnya bunga bank dipatok 7 persen – 8 persen per tahun.
Tentunya, lanjut Mentan, dengan bunga rendah juga akan meringankan petani selaku debitur guna pengembangan usaha.
Dari pantauan realisasi KUR sektor pertanian tahun lalu lanjut menteri terjadi over kuota yakni tembus Rp 55 triliun dari alokasi semula hanya Rp 50 triliun.
“Selain itu tingkat kemacetannya juga rendah. Terlihat non performance loan (NPL) hanya nol koma. Bahkan tidak sampai satu persen,” ujarnya.
Menurut Syahrul, penyerapan tertinggi berada di sektor tanaman pangan, yang menempati porsi 29 persen dengan realisasi kredit sebesar Rp 16,2 miliar serta jumlah nasabah hampir 800.000 orang.
Sedangkan urutan kedua, kredit sektor perkebunan terserap Rp 18 triliun, peternakan Rp 10 triliun, holtikultura sebesar Rp 7 triliun, kombinasi pertanian Rp 3 triliun dan jasa kredit pertanian Rp 800 miliar.
Berdasar tingginya antusiasme petani terhadap KUR tersebut, menurut Mentan, diyakini alokasi kredit yang disiapkan bank pemerintah sebesar Rp 70 triliun diproyeksikan tak sampai akhir tahun sudah terserap habis.
Apalagi skema kredit tersebut memberikan pelonggaran pada debitur untuk membayar kredit setelah hasil panen.
“Tentu saja skema ini sangat meringankan petani menuju pemberdayaan sukses usaha maju dan modern,” ungkapnya.
Pada kunjungan kerja di Karanganyar, Jateng tersebut, menteri menanam pohon jeruk dan kelapa serta memberikan bantuan Saprodi dan hewan itik. Beni Indra