WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Serangan kawanan kera terhadap lahan pertanian dan pemukiman di sejumlah wilayah Wonogiri terbukti meresahkan masyarakat. Sejumlah pihak kemudian berupaya mencari solusi atas permasalahan itu.
Salah satu solusi yang dilaksanakan di Kecamatan Jatipurno Wonogiri adalah melalui penyediaan sumber makanan di habitat kera. Hal ini diawali dengan penanaman bibit pohon.
Terkait hal itu puluhan sukarelawan, melakukan aksi penanaman pohon di hutan Petak 71-3 dan 86-1 BKPH Lawu Selatan, Desa Kembang, Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, Senin (1/3/2021) pagi.
Dalam rilis yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , kegiatan yang dilakukan bersama relawan tersebut untuk menanggulangi kawanan kera liar yang kerap menyerang permukiman warga, beberapa tahun terakhir. Selain itu, aksi penanaman pohon sebagai upaya untuk mencegah terjadinya erosi di kawasan hutan.
Beberapa tahun terakhir ini beberapa warga di kabupaten Wonogiri dibuat resah dengan adanya segerombolan kera liar yang turun gunung dan menjarah tanaman yang ada di kebun warga. Tak hanya merusak tanaman, kera juga mengambil makanan di dapur warga. Itu disinyalir karena tidak tersedianya makanan alami bagi kera di hutan. Itulah yang melatar belakangi kegiatan penanaman bibit pohon tersebut.
Ada sekitar 3000 pohon yang ditanam, baik jenis tanaman keras maupun aneka pohon buah. Meliputi beringin, kakao, jambu biji, mundu, matoa, sirsak, dan aneka tanaman buah lainnya.
Ribuan bibit pohon tersebut merupakan donasi dari para dermawan melalui gerakan sedekah tanaman yang digalang oleh Tarmin warga Kuryo, Jatipurno beberapa bulan lalu melalui kitabisa.com.
Kepala Desa (Kades) Desa Kembang, Suwarno, menyambut baik inisiatif melakukan aksi penanaman pohon. Dia berharap aksi serupa bisa terus dilakukan oleh lembaga atau organisasi masyarakat lainnya.
“Wilayah Kembang atau Jatipurno merupakan hulunya dari Bengawan Solo. Jadi selain untuk memberikan makanan kera agar kembali ke habitatnya kegiatan ini merupakan salah satu upaya penanggulangan bencana banjir,” ujar Kades.
Sementara Susilo Winardi, dari Adm perhutani mengatakan wilayah yang diganami merupakan hutan lindung. Yakni kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, dan memelihara kesuburan tanah termasuk ekosistem di dalam hutan.
“Biarkan apa yang kita tanam ini nanti yang memetik buahnya kera, jangan masyarakat yang memetik, sehingga kera tidak akan turun ke ladang warga,” kata dia.
Camat Jatipurno, Bahari, mengapresiasi langkah itu. Pihaknya yang ada di pemangku kepentingan kecamatan memberikan penghargaan yang tinggi. Menurut dia, mengelola alam dengan baik ini bukan merupakan tugas teman-teman atau masyarakat di Jatipurno saja. Melainkan merupakan tugas dari kita semua, kita bersama-sama merawat sehingga nanti hasilnya anak cucu kita yang memperolehnya.
Pihaknya berharap penanaman tidak bershenti sampai di sini. Mesti ada lanjutan pelibatan masyarakat sekaligus sebagai sarana kampanye untuk peduli dan berbudaya lingkungan.
“Sehingga kita bisa bersama-sama menjaga hutan lebih hijau, ekosistem kera terjaga, warga sekitar hutan tak merasa khawatir kera masuk ke pekarangan warga. Cukup di hutan karena dalam hutan tersedia makanan buat mereka,” sebut Camat.
Penanaman bibit pohin diikuti sekitar 80 perwakilan dari relawan, tentunya dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Hadir dalam acara penanaman Jajaran Perum Perhutani, Kecamatan Jatipurno, Koramil Jaitpurno, Polsek Jatipurno, perangkat Desa Kembang, perwakilan dari relawan RS. Amal Sehat Slogohimo, Relawan Desa Kembang, Relawan YPK3, LMDH Kembang Kuncoro, Relawan BANSER, Relawan Peduli Jatipuno, Relawan Senkom, HKTI & Pemuda HKTI, Relawan Sapta Loka, Relawan Desa Tanggulangin, Relawan RPU Pusaka Perum Perhutani Relawan JA-GO (Jatisrono Gowes) dan komunitas masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Aria