KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Penyakit chikungunya dan demam berdarah dengue (DBD) di Karanganyar masih menebar ancaman.
Selama tiga bulan pertama di 2021, sudah ratusan warga di Bumi Intanpari terjangkit dua penyakit tersebut.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Karanganyar, Sri Winarno mengatakan dari data di Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar mencatat sudah 228 kasus cikungunya dan 36 kasus DBD selama tiga bulan terakhir.
Ia mengatakan penyakit akibat gigitan nyamuk itu memang masih mengancam memasuki musim penghujan.
“Justru paling sering ditemukan kasus cikungunya. Melihat dari jumlah kasus yang ada, jumlahnya masih di level rendah jika dibandingkan sepanjang tahun,” paparnya kepada wartawan kemarin.
Winarno menguraikan secara angka, jumlah kasus triwulan pertama di 2021 itu memang terbilang rendah untuk skala kabupaten.
Namun jika dicermati pada tingkat kecamatan, ada kasus endemis di Gondangrejo. Di Gondangrejo yang berwilayah perbatasan dengan Kota Solo, terjadi 12 kasus DBD.
“Ini merupakan kasus tertinggi di Karanganyar selama 12 pekan terakhir,” terangnya.
Sedangkan kasus terendah di Matesih sebanyak 1 kasus. Ia mengatakan, endemis kasus DBD di Gondangrejo bukan hal baru.
Wilayah ini menyumbang mayoritas kasus tiap tahun, selain juga Tasikmadu, Karanganyar Kota, Jaten dan Colomadu.
“DBD ditangani 11 puskesmas. Sejauh ini 10 puskesmas lainnya tidak menangani karena kasusnya nihil. Untuk sementara,” imbuhnya.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar, Warsito, menuturkan laporan kasus chikungunya pada awal tahun ini terjadi di Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Tasikmadu.
Berdasarkan data pekan 1-12, penyakit itu ditemukan 94 kasus di Kecamatan Karanganyar Kota.
“Akumulasi sampai Maret, paling banyak di kota. Lalu di Tasikmadu 44 kasus Cikungunya,” ujar Warsito. Wardoyo