Beranda Daerah Karanganyar Pembongkaran Kuburan Ridwan Pendekar PSHT, Korban Pembunuhan Dijaga Ketat

Pembongkaran Kuburan Ridwan Pendekar PSHT, Korban Pembunuhan Dijaga Ketat

Pembongkaran makam Almarhum Ridwan, pendekar PSHT yang meninggal karena dugaan pembunuhan. Pembongkaran untuk kepentingan otopsi / Foto: Beni Indra

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM Proses pembongkaran jenazah Ridwan (19) pendekar PSHT di Desa Kwangsan, Jumapolo, dijaga ketat sekitar 20 polisi, Kamis (27/5/2021). Sementara pembongkaran jasad  korban pengeroyokan dan pembunuhan itu memakan cukup lama hampir satu jam.

Adapun proses otopsi masih menunggu kedatangan tim dokter RS Moewardi Solo yang tengah perjalanan sambil menunggu selesainya proses penggalian kubur. Sedangkan penggalian kubur dilakukan oleh sebanyak 10 orang dari  Tim SAR Karanganyar.

Komandan Markas SAR Kabupaten Karanganyar, Arief Sinto Yulianto mengatakan penggalian kubur dimulai pukul 10.00 WIB setelah mendapat perintah dari Satreskrim Polres Karanganyar yang memimpin jalannya pembongkaran kuburan untuk keperluan otopsi. “Penggalian kubur dan proses pengangkatan jenazah hampir satu jam,” ungkapnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (27/5/2021) disela proses penggalian kuburan.

Menurut Arief Sukro proses penggalian kuburan relatif lancar, hanya saja karena tanahnya keras sehigga memakan waktu cukup lama.  Adapun diterjunkannya sebanyak 10 personel SAR untuk cadangan karena yang mengganti secara bergantian.

Sementara itu kakak ipar korban, Andi Wibowo (37) mengatakan keluarga menyerahkan proses otopsi pada polisi yang miliki kewenangan.

Baca Juga :  Universitas Muhammadiyah Karanganyar Akan Kirim Mahasiswa Kerja ke Jepang

“Harapan kami dengan otopsi ini beda terungkap seutuhnya penyebab kematian adik saya sehingga keluarga mendapatkan kepastian,” ujarnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .

Diakui Andi, sedianya keluarga keberatan dengan otopsi namun setelah diminta dan diyakinjannoleh polisi untuk pengungkapan kasusnya, maka akhirnya keluarga mengizinkan.

Kapolres Karanganyar AKBP Muhammad Syafii melalui KBO Reskrim Ipda Anton Sulistiana mengatakan proses otopsi akan dilakukan di makam bukan dirumah sakit. “Berdasarkan kordinasi polisi dengan dokter otopsi akan dilakukan dimakan usai pengalian kubur,” tandasnya.

Sebagai informasi Ridwan (19) dikeroyok dibunuh di kawasan Jungke, Karanganyar, Jateng, Minggu (16/5/2021) dinihari. Setelah dinyatakan meninggal dunia, mayat korban sempat diinapkan sehari dirumah salah satu dari lima orang terduga pelaku guna mencari tempat untuk membuang mayat Ridawan.

Keesokan harinya dengan menggunakan mobil Panter, mayat Ridwan dibawa ke kawasan lereng Gunung Lawu di Kecamatan  Ngargoyoso, namun karena dianggap tidak aman, akhirnya mayat Ridwan digeser diarahkan dibuang di Kecamatan Jatiyoso. Mayat pun sempat dibuang di Jatiyoso, namun karena pertimbangan keamanan, akhirnya mayat Ridwan diambil lagi dan akhirnya mayat dibuang dibawah jembatan Mranten Desa Tugu yang merupakan perbatasan Kecamatan Jumantono, Karanganyar dengan Kecamatan Polokarto, Sukoharjo.

Baca Juga :  Universitas Muhammadiyah Karanganyar Akan Kirim Mahasiswa Kerja ke Jepang

Setelah mayat dibuang tepat dibawah jembatan Mranten, sedangkan sepeda motor Honda Skupy milik korban dibuang disemak-semak dekat jembatan dengan tujuan agar jika mayat itu ditemukan orang seakan disebabkan oleh kecelakaan lalu-lintas dan bukan karena disebabkan oleh pembunuhan. Keesokan harinya warga setempat menemukan mayat tersebut selanjutnya heboh antara dugaan kecelakaan lalu-lintas atau pembunuhan. Beni Indra