Beranda Nasional Jogja Bermunculan Klaster Baru di DIY, Gunungkidul dan Kulonprogo Alami Lonjakan Signifikan

Bermunculan Klaster Baru di DIY, Gunungkidul dan Kulonprogo Alami Lonjakan Signifikan

ilustrasi covid-19 / pixabay

GUNUNGKIDUL, JOGLOSEMARNEWS.COM Giliran Kabupaten Gunungkidul mencatatkan lonjakan kasus Covid-19  yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir ini.

Bahkan menurut catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, muncul empat klaster penularan baru dengan lebih dari 100 kasus terkonfirmasi dalam sehari.

Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, pihaknya mendapati ada 4 klaster baru di Kapanewon Nglipar.

“Keempatnya klaster SD (sekolah dasar), hajatan, pabrik, dan mudik,” kata Dewi kepada wartawan, Rabu (16/6/2021) petang.

Menurut data yang diperoleh, terdapat 8 kasus positif dari klaster SD, 8 kasus dari klaster hajatan, 10 kasus dari klaster pabrik, serta sekitar 29 kasus dari klaster mudik.

Acara hajatan berlokasi di luar daerah, namun diikuti sejumlah warga Nglipar tersebut.

Secara keseluruhan, Dewi melaporkan ada 104 kasus konfirmasi positif Covid-19 baru pada Rabu kemarin, dengan 6 kasus di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Tercatat pula 39 pasien sembuh.

“98 dari 104 kasus baru ini menjalani perawatan dan isolasi mandiri,” ujarnya.

Pada Rabu kemarin, Gunungkidul mencatatkan 3.965 kasus konfirmasi positif Covid-19 secara kumulatif. Terdapat 3.039 kasus sembuh, 745 kasus dalam perawatan, dan 181 kasus meninggal dunia.

Adapun pada Selasa (15/6) dilaporkan ada tambahan 136 kasus baru, sedangkan pada Senin (14/6) ada 102 kasus baru.

Dewi mengatakan, klaster hajatan yang cukup besar terungkap di Tepus pada Senin, dengan 43 orang terpapar Covid-19. Adapun terkait klaster hajatan di Nglipar, pihaknya belum bisa memastikan jumlah warga yang terpapar, karena pendataan masih terus berjalan.

Baca Juga :  Pemuda di Bantul Gadaikan Sepeda Motor Titipan, Kini Jadi Tersangka

“Sejauh ini kami terus berupaya melengkapi data yang ada,” ujar Dewi.

Panewu Tepus, Alsito mengungkapkan klaster hajatan terbentuk di Pedukuhan Karangtengah, Kalurahan Sumberwungu.

Kegiatannya berlangsung pada 8 Juni lalu, ketika hasil uji swab anggota keluarga empunya hajat belum juga keluar. Hasil swab keluar pada 12 Juni, dan warga tersebut dinyatakan positif. Penelusuran kontak kemudian dilakukan hingga didapat 43 warga positif.

Perkantoran

Sementara itu, di Kulonprogo, klaster perkantoran kembali muncul, yakni pada sebuah bank perkreditan di Kapanewon Temon dan Kantor Dinas Pariwisata (Dinpar) Kulon Progo.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulonprogo, Baning Rahayujati mengatakan, pihak bank di Temon menutup kegiatannya sepekan ini untuk disinfeksi, setelah 18 karyawan kantor bank di Temon diketahui positif.

Sementara pada kantor Dinas Pariwisata, ada 19 pegawai terkonfirmasi positif. Mereka tidak menunjukkan gejala berat dan kini menjalani isolasi mandiri.

Awal terungkapnya kasus Covid-19 di kedua kantor itu disebutnya mirip, yakni ada pegawai yang mengalami gejala anosmia (hilang kemampuan indera penciuman), kemudian melakukan rapid test antigen mandiri. Hasilnya positif dan penyelidikan epidemiologi berlangsung sejak itu.

Dari hasil wawancara, pegawai itu diduga sudah mengidap Covid-19 lebih dari lima hari. Gugus Tugas pun mengembangkan penyelidikan hingga ke tempat kerja.

Baca Juga :  Bayi Usia Tiga Hari di Kulonprogo Jadi Korban Dugaan TPPO

Pihaknya masih menelusuri sumber penularan di kantor Dinpar. Selain 19 terkonfirmasi, 19 pegawai lain masih menunggu hasil tes usap PCR dan enam rapid test.

“(Sedangkan klaster) yang bank sudah semua di-tracing dan isolasi. Kami masih menunggu tracing di rumah yang dilakukan puskesmas,” kata Baning.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kulonprogo, Fajar Gegana mengatakan, pihaknya menutup sementara kantor Dinpar pada 16-18 Juni ini untuk proses disinfeksi. Saat ini, petugas kesehatan masih melakukan pelacakan terhadap kontak erat.

“Secara kronologis belum bisa kami dalami karena mobilitas pegawai di Dinas Pariwisata sangat tinggi. Sehingga, belum dapat disimpulkan awal mula penyebaran Covid-19 di Dinas Pariwisata,” katanya.

www.tribunnews.com