YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kembali kota Yogya dikoyak oleh kasus penganiayaan. Jika sebelumnya kasus klitih yang melibatkan seorang pelajar sebagai pelakunya, kini terjadi pengeroyokan sadis yang menyebabkan korban tewas di lokasi kejadian saat menunggu ambulans datang.
Pengeroyokan terjadi di sekitar Pasar Serangan, Pekuncen, Kecamatan Wirobrajan. Tepatnya di depan Jogja Nasional Museum (JNM) Kota Yogyakarta, Kamis (3/6/2021) dini hari.
Mengenai kasus tersebut, Kabag Humas Polresta Yogyakarta, AKP Timbul Sasana Raharja menjelaskan, pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan.
Pihaknya kini masih mencari bukti-bukti penyelidikan dalam kasus penganiayaan tersebut.
“Masih kami pastikan,” ujarnya singkat.
Menurut cerita saksi mata yang mengetahui kejadian tersebut, yakni warga sekitar pasar Serangan berinisial Y (45), korban dipukuli oleh segerombolan orang yang jumlahnya lebih dari 10 orang.
Saat itu mengendarai sepeda motor di sekitar TKP, saksi Y berpapasan dengan sekelompok orang yang (diketahui) hendak menganiaya korban sekitar pukul 00.30 WIB.
“Ada rombongan remaja. Saya tanya ada apa le? Mereka jawab, gak ada apa-apa bu,” katanya saat ditemui di rumahnya, Pekuncen, Wirobrajan, Kamis pagi.
Waktu itu Y sempat panik karena melihat korban dikejar-kejar oleh rombongan pelaku yang kebanyakan berusia remaja antara 18-20 tahun.
Ia pun mendengar teriakan korban minta tolong karena kesakitan dihajar para pelaku.
“Korban ada tiga orang, dia lari dikejar sama pelaku ya sekitar 10 orang lebih. Yang dua berhasil kabur, yang satu jatuh di dekat lapak saya. Saya mendengar teriakan tolong, tolong, tolong. Saya nangis membayangkan kalau itu anak saya,” ungkapnya.
Selain dipukul dengan tangan kosong, penuturan Y, korban juga dihantam menggunakan benda tumpul.
“Korban dipukuli terus, ada yang pakai batu sama mirip tongkat gitu. Saya marahi mereka (pelaku) wis do bubar kabeh (sudah bubar semuanya),” ujarnya.
Saat pelaku membubarkan diri, Y melihat korban tergeletak dengan bersimbah darah di tengah jalan.
Kesaksiannya, darah itu keluar dari kepala korban bagian belakang, dengan posisi tubuh miring.
“Darah itu keluar dari kepala bagian belakang,” ungkapnya.
Saat itu, Y panik dan tak kuasa menahan air matanya. Ia kemudian menghubungi ambulans untuk membawa korban ke rumah sakit.
“Saya telfon ambulans. Satu jam baru datang, dan saat itu ya telfon Polisi juga. Saat itu korban tak suruh istigfar, sabar, sabar bantuan segera datang,” terang dia.
Namun, sayangnya nyawa korban sudah tidak dapat ditolong lagi karena luka yang dialami dibagian kepala menurut Y cukup serius.
“Polisi datang itu korban sudah meninggal. Sudah gak ada suaranya lagi,” ungkapnya.