Beranda Daerah Sragen Sejarah, SMPN 3 Sragen Jadi Satu-satunya SMP Negeri di Wilayah Kota Yang...

Sejarah, SMPN 3 Sragen Jadi Satu-satunya SMP Negeri di Wilayah Kota Yang Kuotanya Tak Terpenuhi. Ada Masalah Apa?

Ilustrasi seorang siswi melihat pengumuman hasil PPDB. Dok/JSnews

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Penerimaan peserta didik baru (PPDB) online jenjang SMP tahun ajaran 2021/2022 di Sragen menyisakan cerita pahit bagi SMPN 3 Sragen.

Terletak di wilayah Sragen Kota, SMP berlabel negeri itu harus menerima kenyataan tidak bisa memenuhi kuota siswa baru yang disediakan.

Berdasarkan hasil pengumuman akhir PPDB, dari kuota 224 kursi yang dibuka, SMPN 3 Sragen hanya mendapat 206 siswa baru.

Hasil itu sekaligus menjadi sejarah terburuk karena untuk kali pertama SMPN itu gagal memenuhi kota siswa baru. Ironisnya, sekolah berlabel negeri di wilayah kota lainnya semuanya terpenuhi.

Bahkan SMPN dengan angka di bawahnya yakni SMPN 4,5 dan 6 Sragen juga semua terpenuhi kuotanya. Termasuk SMPN 1 dan 2, malah menolak ratusan pendaftar karena terseleksi oleh rentang nilai dan jarak.

Kegagalan SMPN 3 Sragen itu tak pelak menjadi tamparan keras bagi sekolah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pun mengaku akan segera melakukan evaluasi atas kegagalan sejumlah SMP negeri untuk memenuhi kuotanya.

“Iya, memang SMPN 3 Sragen tidak bisa terpenuhi kuotanya. Mungkin ini baru yang pertama kali SMPN itu tidak bisa penuh. Memang banyak faktor, tapi akan kami evaluasi lagi kenapa bisa begitu,” papar Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Sragen, Prihantomo kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (28/6/2021).

Ia menyampaikan ada kemungkinan SMPN 3 Sragen tak bisa memenuhi kuota karena persaingan dan banyaknya SMPN di wilayah kota.

Baca Juga :  Semakin Parah, KPU Sragen Gelar Rapat PPS di Hotel Berbintang, Tokoh Sragen Murka: Pemborosan dan Akal-akalan Anggaran

Selain itu, kekurangan itu dimungkinkan pula karena sebagian pendaftar hanya menempatkan SMPN 3 di pilihan kedua atau ketiga saat mendaftar. Karenanya fenomena itu diharapkan menjadi bahan evaluasi sekolah-sekolah untuk berbenah diri.

“Ini mungkin jadi evaluasi juga bagi sekolah. Mengapa tidak bisa jadi pilihan pertama. Harus dibenahi lagi agar bisa bersaing dan jadi pilihan pertama,” terangnya.

Sebelumnya, diberitakan sebanyak 20 SMP berstatus negeri di Kabupaten Sragen kekurangan siswa baru pada tahun ajaran 2021/2022 ini.

Fakta itu terungkap dari hasil akhir PPDB online jenjang SMP 2021 yang resmi diumumkan 23 Juni kemarin.

Berdasarkan rekapitulasi statistik pendaftar, total ada 49 SMP Negeri yang ikut dalam PPDB online.

Hasilnya, ada 20 SMPN yang kuotanya tidak terisi penuh. Sedangkan 29 SMPN lainnya bisa terpenuhi sesuai daya tampung.

Berdasarkan data di website resmi PPDB.sragenkab.go.id Sabtu (26/6/2021), SMPN yang kekurangan siswa itu tersebar di wilayah kecamatan pinggiran. Mayoritas adalah SMPN nomor dua di kecamatan.

Di antaranya SMPN 2 Plupuh, Tanon, Kalijambe, Sumberlawang, Jenar, Tangen, Miri, Sukodono, Mondokan, Ngrampal, Sambirejo.

Kemudian ada SMPN berlabel satu atap semuanya tidak terpenuhi sesuai daya tampung. Tidak hanya SMP Satap dan berlabel 2, sejumlah SMPN 1 di kecamatan pun ada yang kuotanya juga tak bisa terpenuhi.

Baca Juga :  Kampanye Terbuka Paslon 02 Sigit-Suroto di Sragen Libatkan Banyak Anak-anak, Bawaslu Langsung Beri Peringatan Melalui Pembawa Acara di Panggung

Seperti SMPN 1 Kalijambe dari kuota 224 hanya terisi 177. Lalu SMPN 1 Plupuh dari kuota 224 hanya terisi 182.

Yang lebih miris ada satu SMPN di Sragen kota yakni SMPN 3 Sragen yang juga tidak penuh. Padahal SMPN dengan angka di bawahnya seperti SMPN 4, 5 dan 6, semuanya adem ayem karena kursinya terisi penuh.

Di SMPN 3 Sragen, dari kuota 224 yang tersedia, tahun ini hanya terisi 206 siswa saja. Yang paling tragis adalah SBBS Gemolong.

Sekolah berlabel Sragen Bilingual Boarding School yang pernah mentereng dengan predikat sekolah unggulan berstandar internasional itu hanya dapat 10 siswa dari kuota 96 kursi yang tersedia. Wardoyo