WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – – Warga yang akan berwisata di Kabupaten Wonogiri mesti bersabar dulu. Pasalnya semua tempat wisata di Kota Sukses itu bakal ditutup kembali.
Fakta itu menyusul pernyataan Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek kepada wartawan di komplek DPRD Wonogiri, Senin (15/6/2021). Kebijakan penutupan dilakukan mengingat persebaran COVID-19 yang cukup mengkhawatirkan belakangan ini.
”Sebagai antisipasi melonjaknya kerumunan, sekaligus guna pengendalian melonjaknya penyebaran dan penularan COVID-19, ya akhirnya obyek wisata akan kami tutup. Mengingat juga persebaran kasus cukup mengkhawatirkan,” tandas Bupati.
Untuk diketahui ada sejumlah 46 obwis yang ditutup. Jumlah itu merupakan akumulasi destinasi wisata yang dikelola Pemkab maupun pihak lain seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMdes). Khusus obwis yang dikelola Pemkab ada enam, meliputi Waduk Gajah Mungkur (WGM), Pantai Sembukan Kecamatan Paranggupito, Bumi Kahyangan Dlepih Tirtomoyo, Air Terjun Setren Girimanik Slogohimo, Gua Putri Kencono Pracimantoro, dan Museum Karst Pracimantoro.
Pihaknya bersama Satgas kabupaten hingga kecamatan dan desa bakal terus mengawasi obwis yang ditutup. Ini untuk mengantisipasi pengelola yang nakal yang masih membuka lokasi wisata maupun pengunjung yang nekat datang.
Sementara tingginya angka penularan COVID-19 di Kudus ternyata merembet dan menular hingga Wonogiri. Hal ini dipicu adanya warga yang baru saja bepergian dari Kudus lantas terkonfirmasi positif dan menular ke warga lainnya.
Akibatnya satu dusun di Kecamatan Baturetno terpaksa melaksanakan isolasi lokal. Agenda hajatan pun ditunda sementara waktu. Ada dua daerah di Kota Sukses yang menjadi atensi pihaknya yakni Kecamatan Baturetno dan Paranggupito.
Di dua kecamatan itu ditemukan kasus terkonfirmasi positif terpapar virus Corona yang setelah dilakukan pelacakan diketahui ada warga yang terpapar usai kunjungan hajatan ke Kudus yang notabene zona merah. Namun, kasus di Baturetno yang kini menonjol.
“Kemarin berdasarkan hasil koordinasi dengan Pak Camat dan Kepala Desa untuk melakukan treatment khusus yakni lockdown mikro atau isolasi lokal istilahnya di Dusun Gedawung Desa Saradan, Kecamatan Baturetno,” kata Bupati di komplek DPRD setempat, Senin (15/6/2021).
Isolasi lokal menurutnya perlu dilakukan, hal ini demi mencegah adanya aktivitas masyarakat setempat yang tidak terkontrol dan bisa berpotensi menimbulkan penularan bahkan klaster baru.
Awalnya dari rombongan warga yang berangkat jagong ke Kudus hanya dua di antaranya yang positif korona baru-baru ini. Namun setelah dilakukan tracing hingga saat ini, 18 warga setempat terkonfirmasi positif Corona.
Hal serupa terjadi di Paranggupito. Setidaknya tujuh warga disana terpapar korona. Atas kondisi itu, pihaknya berencana mengevaluasi adanya pelonggaran kegiatan masyarakat, khususnya izin hajatan yang dalam pelaksanaannya sangat sulit dikontrol penerapan protokol kesehatannya. Aris