SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pandemi Covid-19 barangkali tak akan pernah terlupakan dalam sejarah perjalanan hidup salah satu kepala dinas di Sragen, Tugiyono.
Pernah terpapar sekeluarga dan 14 hari harus menjalani isolasi mandiri (Isoman) di rumah, menjadi pengamalan tersendiri bagi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sragen itu.
Hal itu rupanya juga memberi hikmah bagi pejabat eselon II yang berdomisili di Perum Puro Asri, Puro, Karangmalang, Sragen tersebut.
Salah satunya, menggugah rasa empati dan keinginan untuk membantu sesama penyintas melalui donor plasma darah konvalesen. Gerakan donor plasma itu resmi dicanangkan bupati pada Rabu (21/7/2021) tadi pagi di Pemkab Sragen.
“Saya sangat siap untuk menjadi pendonor. Justru itu awalnya dari bentuk keprihatinan. Saya sekeluarga pernah merasakan bagaimana terpapar Covid-19 dan ternyata itu menumbuhkan rasa persaudaraan untuk membantu sesama yang terkena. Karena sudah merasakan sendiri rasanya seperti itu,” papar Tugiyono kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (21/7/2021).
Tugiyono yang terpapar sekeluarga pada akhir Juni dan dinyatakan sembuh sepekan silam, menuturkan pengalaman menjalani kehidupan terisolasi selama 14 hari memang bukan hal yang mudah.
Namun ia masih beruntung, kondisinya relatif masih sehat dan hanya mengalami gejala ringan. Karenanya, lewat gerakan donor plasma konvalesen, ia berharap bisa membantu menyelamatkan sesama penyintas.
“Seandainya ada yang bisa kami sumbangkan untuk yang terkena, kami siap. Makanya kemarin saya matur ke beliau Bu Bupati, bagaimana kalau menggerakkan donor plasma konvalesen. Kita mulai dari PNS yang pernah menyintas dan sembuh. Agar bisa menjadi contoh. Akhirnya kami rapat by zoom meeting dengan Kominfo, DKK dan bagian umum. Memutuskan hari ini pencanangan oleh Bu Bupati,” terangnya.
Pencanangan dilakukan dengan mengundang tim PMI Solo. Mereka didatangkan secara khusus untuk memberikan paparan lantaran sejauh ini baru PMI Solo yang memiliki alat dan bisa menangani donor plasma konvalesen.
Kemudian para kepala dinas atau OPD juga dihadirkan serta beberapa PNS eks penyintas Covid-19.
Dari paparan dan testimoni mereka diharapkan bisa mengetuk hati para eks penyintas Covid-19 utamanya kalangan PNS untuk andil kemanusiaan lewat donor plasma.
“Karena dari referensi beberapa artikel dan video testimoni, meskipun plasma konvalesen itu bukan penyembuh utama tapu banyak sekali menolong. Mereka (penderita Covid-19) yang disuntikkan plasma, ternyata perkembangan sembuhnya cepat,” jelas Tugiyono.
Ia menggambarkan seandainya ada warga yang terkena 1 juta dan yang sudah sembuh 2 juta dan mau mendonorkan plasmanya, maka akan sangat berarti menyelamatkan banyak warga.
Percepat Kesembuhan Pasien
Selain itu, lewat donor plasma secara tidak langsung juga membantu pemerintah dan negeri ini untuk mempercepat penanganan pandemi.
“Dengan banyak yang disembuhkan lewat bantuan donor plasma, tentu akan membantu pemerintah mengurangi kepanikan rumah sakit dan kebutuhan lain-lain seperti anggaran untuk penanganan Covid-19 dan sebagainya,” urainya.
Tugiyono menjelaskan banyak pula testimoni dari penyintas Covid-19 yang menerima donor plasma, merasakan perkembangan pernafasan juga cepat bagus. Sehingga harapan sembuh bisa semakin besar dan cepat.
Atas fakta itulah, gagasan gerakan donor plasma itu dibangkitkan melalui peran PNS eks penyintas Covid-19.
Nantinya Satgas akan berkoordinasi dengan BKPSDM Sragen untuk menginventarisasi seluruh PNS di setiap opd yang pernah terkena.
“Nanti akan didata. Tentu ada kriterianya misalnya lebih dari 6 bulan, kalau perempuan ya yang belum pernah melahirkan, minimal 2 minggu setelah sembuh, umur 18 sampai 60 tahun dan sebagainya,” ujar dia.
Nantinya, dari data itu akan dijadikan database di Posko Covid-19 yang ada di bawah kendali Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK).
Mereka yang sanggup dan memenuhi syarat, akan masuk di data form baku yang sudah dijadikan database.
Sehingga sewaktu-waktu ada yang membutuhkan plasma dengan golongan darah yang cocok, tinggal menghubungi PNS di database yang memenuhi kriteria.
“Secara bertahap nanti kami akan koordinasi PMI Solo. Sehingga sewaktu-waktu siap diambil darahnya. Tentunya nanti kami juga akan didata masyarakat eks penyintas yang bersedia untuk donor pula. Bisa daftar di Posko DKK,” tandasnya.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat mencanangkan gerakan donor plasma dari kalangan PNS di Pemkab Sragen, Rabu (21/7/2021) sangat berharap PNS yang sembuh dari Covid-19 bisa menjadi pendonor plasma.
Sebab dengan donor plasma itu akan sangat membantu pasien Covid-19 untuk bisa sembuh dan sekaligus membantu pemerintah mempercepat penanganan Covid-19.
“PNS kami harapkan siap menjadi pendonor darah plasma yang saat ini sangat dibutuhkan. Seperti yang disampaikan PMI kemarin bahwa tidak hanya yang bergejala ringan atau sedang dan berat saja tapi sekarang bergejala ringan membutuhkan plasma,” papar Bupati.
100 Lebih PNS Terpapar
Bupati Yuni menyampaikan belum merinci jumlah total PNS yang terpapar covid-19 dan sudah sembuh. Namun ia meyakini angkanya sekitar 100 orang bahkan bisa lebih.
Bupati menyampaikan beberapa PNS yang sudah sembuh dari Covid-19 di antaranya ada Sekda Tatag Prabawanto, Kepala BPTPM Tugiyono serta beberapa jajaran eselon II yang sempat terpapar, dipastikan sudah siap menjadi pendonor.
Menurutnya donor plasma konvalesen memang bukan obat penyembuh. Meski demikian donor plasma itu sangat urgen untuk penyintas Covid-19. Donor plasma akan menjadi terapi tambahan bukan terapi yang paling utama.
“Tapi tetap menjadi pilihan,” imbuhnya.
Gerakan donor plasma itu merupakan bagian dari ikhtiar Pemkab mengajak semua elemen berkontribusi menangani pandemi.
Apa yang bisa kita berikan dan apa yang bisa berikan untuk bangsa ini, saat inilah momen untuk melakukannya.
Menurutnya negara ini sedang butuh kontribusi dari setiap diri warganya untuk menangani Covid-19. Sehingga hadapannya negeri ini segera bisa keluar dari pandemi dan segera berakhir. Wardoyo