SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mantan Bupati Sragen atau Bupati Sepuh, Untung Wiyono mengaku geram dengan upaya segelintir pihak yang tidak menghendaki agar obat Ivermectin beredar di masyarakat.
Sebab meski fungsi utamanya sebagai obat parasit atau obat cacing, ia menilai keampuhan Ivermectin sebagai obat terapi penyembuh pasien Covid-19 sudah terbukti.
Selain aman dikonsumsi tanpa efek samping, obat itu diyakini akan sangat membantu masyarakat dan Indonesia untuk segera terbebas dari wabah Covid-19.
“Apa sih diragukan lagi. Kita temukan fakta di lapangan, Ivermectin ini khasiatnya sangat dahsyat. Sudah sekitar 1.000 warga Sragen positif isoman sembuh setelah kita beri,” papar Untung kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (3/7/2021).
Bupati Sragen periode 2001-2011 itu menyampaikan banyak perusahaan farmasi di Indonesia diyakini siap untuk memproduksi massal Ivermectin.
Kemudian Kementerian BUMN juga sudah memberi sinyal hijau untuk memproduksi massal. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi BPOM dan Kemenkes untuk tidak mengizinkan produksi Ivermectin.
Secara khusus, ia bahkan menyentil pihak-pihak yang tidak ingin Ivermectin dijual ke masyarakat. Padahal selain ampuh, harga ekonomis Ivermectin yang hanya Rp 7.000 perbutir dinilai sangat terjangkau dan akan sangat membantu masyarakat.
“Tolong yang kayak-kayak ini harusnya dibimbing, perusahaan farmasi nasional malah jangan direcokin. Jangan ditakut-takutin. Kita jangan hanya dibodohi orang-orang asing terus. Maaf nih, orang asing itu jangan hanya nggelontorin obat-obat mahal. Ada obat murah dan masyarakat butuh, malah dihalang-halangin,” tandasnya geram.
Menurutnya, fakta banyaknya kesembuhan warga Sragen yang dibantu Ivermectin harusnya membuka mata pihak pengambil kebijakan di pusat.
Bahwa produksi dan edaran Ivermectin harus dipercepat. Sehingga dampak pandemi bisa segera ditekan agar kehidupan bangsa berangsur normal.
“Ya harus cepat. Ada obat yang bisa ngobatin ya segera diproduksi. Kalau nggak cepat, mau sampai kapan pandemi ini. Supaya Indonesia bisa segera terbebas. Harapan saya cuma satu, bagaimana obat ini bisa mudah dibeli masyarakat itu saja,” tuturnya.
Untung menyampaikan ide awal penggunaan Ivermectin itu ketika ada koleganya di Jakarta yang positif terpapar. Kemudian dirinya menawarkan untuk mengonsumsi Ivermectin yang dinilai sudah diuji oleh ahli di Oxford.
“Lima orang kaya itu satu keluarga. Setelah saya kasih, lima hari diswab PCR semua negatif. Itu bukti,” katanya.
Kemudian dari pengalaman itu ia tarik ke Sragen dengan memberikan Ivermectin ke warga positif isoman. Sejauh ini sudah hampir 15.000 butir dibagi ke 1000 pasien isoman dan mayoritas diklaim sudah mendapatkan kesembuhan.
![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2021/06/IMG20210630115819_copy_1000x750.jpg?resize=640%2C480&ssl=1)
Kepala Bidang Penunjang Medis Rumah Sakit Islam (RSI) Amal Sehat Sragen,
Drg. Meyta Radhilla Gwen yang pernah merasakan khasiat Ivermectin menyampaikan testimoninya.
Ia mengaku sekitar dua minggu lalu mengonsumsi Ivermectin. Setelah dikonsumsi hari pertama, ketiga dan kelima, sepekan kemudian diswab hasilnya negatif.
Setelah itu, 239 karyawan dan tenaga medis di RSI Amal Sehat kemudian diberikan untuk pencegahan. Bahkan dokter di IGD juga mengonsumsinya.
“Sebelum konsumsi obat diswab pertama tanggal 16 Juni. Saya konsumsi hari pertama, ketiga dan kelima. Tanggal 30 Juni swab lagi, Alhamdulillah hasilnya negatif,” ujarnya.
Ia menyampaikan selama konsumsi obat itu, tidak merasakan efek samping apapun. Reaksi di badan dirasakan juga enak dan terbukti efektif.
“Rasanya badan juga enak. Kalau untuk membantu penyembuhan, kami mendukung ini diproduksi massal. Biar bisa dibeli masyarakat umum,” ujarnya.
Senada, mantan penyintas covid-19, Cipto Sumarto (76) asal Dukuh Candirejo Jurangjero, Karangmalang juga mengakui sembuh setelah mengonsumsi Ivermectin.
Selama menjalani isolasi mandiri di rumah, sebelumnya ia merasakan badannya sakit semua. Setelah 5 kali mengonsumsi Ivermectin, rasa sakitnya hilang dan setelah dites swab ulang langsung negatif.
“Sebelumnya mau tidur saja nggak bisa, badan sakit semua. Setelah dikasih obat itu, dua hari saya minum badan sudah penak dan dites negatif. Saya sempat 14 hari di rumah (isoman),” tuturnya. Wardoyo